Suarapena.com, BEKASI – Pada hari Rabu (20/9/2023) masa jabatan Wali Kota Bekasi Tri Adhianto berakhir. Hari tersebut bertepatan dengan Rabu Wage. Dalam tradisi Jawa, Wage adalah salah satu dari lima pasaran yang digunakan dalam penanggalan Jawa dan memiliki makna khusus dalam kehidupan sehari-hari.
Rabu Wage sering dianggap sebagai hari yang baik untuk mengakhiri sesuatu atau menyelesaikan pekerjaan. Dalam konteks ini, berakhirnya masa jabatan pada Rabu Wage bisa diartikan sebagai penyelesaian dari komitmen dan tanggung jawab yang telah diemban selama masa jabatan tersebut.
Namun, penting untuk dicatat bahwa setiap akhir dari suatu periode atau masa jabatan sering dianggap sebagai momen untuk refleksi dan evaluasi. Ini adalah waktu untuk menilai apa yang telah dicapai, apa yang bisa ditingkatkan, dan bagaimana kita bisa menggunakan pengalaman ini untuk masa depan.
Berakhirnya masa jabatan Tri Adhianto sebagai Wali Kota Bekasi ini bukan hanya sebuah akhir, tetapi juga awal baru. Ini adalah kesempatan untuk memulai babak baru dengan pengetahuan dan pengalaman yang telah diperoleh.
Makna dan Karekteristik Rabu Wage dalam Kalender Jawa
Rabu Wage adalah istilah dalam penanggalan Jawa yang merujuk pada kombinasi hari Rabu dan pasaran Wage. Dalam tradisi Jawa, setiap pasaran memiliki karakteristik dan energi tertentu yang mempengaruhi kehidupan sehari-hari dan aktivitas spiritual.
Orang yang lahir pada hari Rabu Wage diketahui memiliki wawasan yang luas, sehingga mereka mampu membimbing, mengayomi, dan melindungi orang lain. Mereka juga dikenal sebagai orang yang setia, terutama pada pasangan, dan penurut serta bertanggung jawab. Orang yang lahir pada Rabu Wage tidak akan mengecewakan ketika diberi kepercayaan untuk mengerjakan sesuatu.
Menurut perhitungan primbon Jawa, kelahiran Rabu Wage memiliki jumlah neptu 11. Hitungan weton Rabu Wage berasal dari nilai neptu hari Rabu (7) dan neptu pasarannya (4). Dengan sifat ini, membuat tak sedikit orang yang menghampiri Rabu Wage untuk meminta nasehat dan solusi mengenai permasalahan hidupnya.
Selain itu, dengan kemampuan komunikasi yang dimiliki oleh Rabu Wage, membuatnya memiliki banyak teman. Lalu, sifat lain dari weton ini adalah mereka cenderung dikenal sebagai penurut, periang, dan cermat dalam mengambil setiap keputusan.
Namun, seperti halnya manusia pada umumnya, mereka juga memiliki sifat buruk yang dianggap sebagai kelemahan. Salah satunya adalah angkuh. Meski demikian, kelebihan dan kekurangan ini sejatinya menjadi bagian dari dinamika kehidupan manusia itu sendiri.
Secara keseluruhan, Rabu Wage dalam kalender Jawa memberikan pemahaman mendalam tentang karakteristik individu dan bagaimana hal tersebut dapat mempengaruhi interaksi mereka dengan dunia sekitar. Ini adalah bukti dari kekayaan budaya Jawa dan bagaimana mereka memahami hubungan antara manusia dan alam semesta.
Mari kita hargai momen ini sebagai kesempatan untuk belajar, tumbuh, dan mempersiapkan diri untuk tantangan dan peluang yang akan datang. Semoga berakhirnya masa jabatan ini membawa hikmah dan pembelajaran bagi semua pihak yang terlibat. (*)