Scroll untuk baca artikel
HeadlinePendidikan

Mahasiswa FISIP Jabar, DKI Jakarta dan Banten Bertemu Helat Festival Budaya

×

Mahasiswa FISIP Jabar, DKI Jakarta dan Banten Bertemu Helat Festival Budaya

Sebarkan artikel ini

SUARAPENA.COM – Mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik dari wilayah Provinsi Jawa Barat (Jabar), DKI Jakarta, dan Banten bertemu di Universitas Islam 45 (Unisma) Bekasi Timur dalam perhelatan festival budaya, Sabtu (20/5/2017).

Krisna Firstian, Ketua Senat FISIP Unisma mengungkapkan, kegiatan festival budaya Bekasi ini merupakan kali ke-7 yang digagas FISIP Unisma. “Tahun ini kita bersyukur bisa mengajak mahasiswa FISIP dari kampus lain di wilayah Jawa Barat, DKI Jakarta, dan Banten,” ungkapnya.

Advertisement
Scroll ke bawah untuk lihat konten

Melalui festival budaya Bekasi, FISIP Unisma mengajak mengembangkan semangat masyarakat beradat dan budaya sebagai identitas bangsa, melalui generasi yang kreatif.

“Jika tahun lalu kita mengangkat budaya sebagai hiburan saja. Tetapi pada festival budaya Jilid ke-7 tahun ini kita adakan diskusi, dan merancang tindakan apa dari hasil diskusi,” jelasnya.

Dia mengaku senang mendapat dukungan dari kampus lain di wilayah Jawa Barat, DKI Jakarta, dan Banten. Mahasiswa FISIP yang terlibat diantaranya dari kampus Universitas Pajajaran, UIN Bandung, STISIP Sukabumi, Universitas Galuh Ciamis, Unswaganti Cirebon, Universitas Ibnu Khaldun Jakarta, Moestopo, dan Untirta Serang.

Berita Terkait:  Menghidupkan Semangat Bela Negara, Pilar Kekuatan dan Kecerdasan Bangsa

“Selain itu juga ada mahasiswa dari luar FISIP dari Ubhara Jakarta Raya, IISIP, dan Mikar,” tukasnya.

Dalam festival budaya Bekasi yang berlangsung sejak sore ini, pengunjung diberikan sajian taman baca mahasiswa, bazaar zona fear jilid 7, pertemuan FISIP se-Jawa Barat, DKI Jakarta dan Banten, serta panggung rakyat.

Berita Terkait:  Festival Peh Cun Sukses Digelar, Selama Lima Hari Warga Tangerang Antusias Saksikan Ragam Budaya

Krisna berharap, silaturahmi mahasiswa FISIP Jabar, DKI Jakarta, dan Banten lebih kuat lagi dalam pengkajian isu nasional, dan tidak terpengaruh pengalihan isu.

“Karena banyak isu nasional yang terpendam seperti masalah freeport dan reforma agraria. Yang saya banggakan, teman-teman dari kampus lain juga ingin menginisiasi diskusi di kampus masing-masing, kemudian diarahkan ke instansi terkait, melakukan audiensi hingga aksi,” tutupnya. (sng)