SUARAPENA.com – Malang nasib Bunga (nama samaran), sejak 6 tahun lalu dia telah menjadi budak pelampiasan nafsu paman dan sepupunya sendiri.
Kelakuan bejat ayah dan anak, BR (45) dan DD (25) terungkap saat Bunga (16) diinterogasi gurunya yang curiga dengan tanda merah di lehernya, seperti bekas ciuman.
Bunga mengaku pertama kali mengalami pelecehan pada 2011 silam ketika masih duduk di bangku kelas V Sekolah Dasar.
“Waktu itu saya tinggal sama paman dan sepupu saya di sebuah kontrakan di daerah Teluk Pucung, Bekasi Utara. Awal pertama tinggal biasa saja, tidak ada hal yang aneh,” katanya saat memberi keterangan di Unit PPA Polres Metro Bekasi Kota, Senin, (20/03/2017).
Kekerasan fisik tidak jarang dia terima ketika berusaha menolak perlakuan bejat BR dan DD. Bahkan, ancaman pembunuhan juga dilakukan bapak dan anak itu agar bisa melampiaskan nafsunya.
“Mereka sering minta dilayanin, kalau saya gak mau, mereka selalu main tangan, dan selalu mengancam akan membunuh saya,” ungkapnya.
Dengan laporan yang dilayangkan, diharapkan pihak kepolisian mengambil tindakan tegas dan segera melanjutkan proses hukum pada BR dan DD.
“Saya cuma minta, tangkap dan hukum, itu saja,” imbuhnya.
Sebelumnya, pelaporan tindak asusila dilayangkan pihak keluarga Bunga yang tidak terima setelah mendapatkan informasi perlakuan BR dan DD. Pihak keluarga sendiri mendapatkan informasi hal tersebut dari guru yang sebelumnya menginterogasi dan berhasil mendapatkan pengakuan dari Bunga.
Kini Bunga tidak lagi tinggal dirumah kontrakan bersama paman dan sepupunya. Dia tinggal kembali dengan orang tuanya di daerah Desa Sukamantri, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. (ono)