SUARAPENA.COM – Bupati Safrial minta ISEI untuk membantu lobi alokasi bantuan 40.000 ekor sapi dari pihak kementrian. Diharapkan, bantuan tersebut bisa diberdayakan untuk meningkatkan produksi pupuk kompos untuk memenuhi kebutuhan 160 ribu hektar HTI.
“Kita minta hal ini agar menjadi perhatian pemerintah pusat,” ujar Bupati Tanjab Barat, Safrial, Minggu (10/12).
Safrial mengatakan bahwa saat ini ketersediaan pupuk kompos yang berasal dari kotoran sapi yang dikelola oleh kelompok masyarakat melalui koperasi dan Badan Usaha Milik Desa (BUMDES) hanya mencapai kisaran 1200 ton.
Bupati memaparkan kondisi keterbatasan ketersediaan pupuk saat mendampingi kunjungan rombongan Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia Pusat (ISEI) dari jakarta dan Provinsi Jambi dalam kunjungan ke Desa Dataran Kempas Kecamatan Tebing Tinggi.
Menurutnya, ketersediaan produksi pupuk kompos warga belum cukup untuk memenuhi kebutuhan Hutan Tanaman Industri (HTI) yang mencapai luas total 160.000 hektar.
“Selain dagingnya, bantuan sapi bisa kita manfaatkan kotorannya untuk diolah menjadi pupuk kompos. Jadi saya minta kawan-kawan dari ISEI pusat ini ikut melobi ke kementrian agar program ini bisa terlaksana,” terangnya.
Kedatangan rombongan ISEI ke Kecamatan Tebing Tinggi, kabupaten Tanjung Jabung Barat (Tanjab Barat) bertujuan meninjau secara langsung program desa makmur peduli api (DMPA) di desa setempat.
Rombongan ini di dampingi juga oleh pihak humas PT. Wira Karya Sakit (WKS), pihak PT Lontar Papyrus Pulp and Paper Industry (LPPPI) dan perwakilan dari Bank Sinarmas Jakarta.
Terpisah, Humas PT LPPPI Hermawan mengatakan keterbatasan produksi pupuk kompos warga sebanyak 1200 ton hanya bisa digunakan untuk memenuhi HTI di wilayah distrik 1 WKS.
Jumlah ini terbilang minim sehingga belum memadai untuk mencukupi kebutuhan total HTI yang ada di kabupaten Tanjab Barat.
“1200 ton itu cuma bisa memenuhi distrik 1 WKS saja. Sementara luas areal kita keseluruhan ada 160 ribu hektar,” ujarnya singkat. (dedi)