SUARAPENA.COM – Jembatan penghubung antar dua kawasan industri yakni Megalopolis Manunggal 2100 (MM2100) dan East Jakarta Industrial Park (EJIP) yang berada di Desa Sukaresmi, Kecamatan Cikarang Selatan, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat, akhirnya dibuka, Rabu (9/8/2017).
Setidaknya harusnya menunggu hingga 10 tahun setelah jembatan penghubung dibangun hingga akhirnya dapat dilalui. Jembatan penghubung ini sebenarnya telah selesai dibangun sejak 2006 lalu, namun karena terhambatnya proses pembebasan lahan, jembatan beton tersebut sempat mangkrak dan baru mulai dibuka meski masih dalam tahap uji coba selama tiga bulan ke depan.
“Kami masih ingin mengetahui dulu kekuatan jembatan, maka dari itu masih dalam uji coba. Jembatan belum kami buka 24 jam, Selama tiga hari ke depan, jembatan hanya dibuka mulai pukul 6 pagi hingga 6 petang. Selanjutnya, pada jembatan dibuka hingga pukul 10 malam selama tiga bulan,” kata Direktur Marketing MM1 200, Hendra Lesmana, usai pembukaan uji coba jembatan.
Selain untuk mengukur kekuatan jembatan, pembatasan waktu pun dilakukan karena minimnya penerangan dan rambu lalu lintas di jalur tersebut. Dalam masa uji coba, jembatan dilarang dilintasi kendaraan berat.
Jembatan sepanjang 30 meter itu dibangun di atas sungai Kali Cikarang. Jembatan didirikan tidak hanya untuk menghubungkan dua kawasan, namun ke sejumlah kawasan lain, di antaranya Lippo Cikarang, Jababeka dan Hyundai. Jembatan diharapkan dapat memangkas jalur distribusi barang antar kawasan.
Meski begitu, diakui Hendra, pihaknya mengalami sejumlah kendala, terutama pembebasan lahan yang berada di kawasan MM2100. Kenaikan harga tanah terjadi setiap tahun yang menjadi kendala dalam pembebasan lahan.
“Hingga kini masih terdapat beberapa rumah yang enggan dibebaskan. Setelah berkoordinasi dengan Pemerintah, akhirnya diputuskan jalurnya diubah, dibelokkan sehingga tidak mesti seluruh lahan dibebaskan dan jembatan pun akhirnya bisa dibangun,” kata dia.
Sebenarnya terdapat dua jembatan berdampingan. Namun satu jembatan lainnya belum dapat digunakan karena masih diduduki kelompok buruh. Mereka membangun tempat kumpul di sepanjang jembatan.
“Untuk persoalan buruh itu menjadi kewenangan Pemkab Bekasi. Kalau sudah bisa, jembatan satu lagi bisa digunakan karena jalurnya sudah kami siapkan,” kata dia.
Keberadaan jembatan penghubung antar kawasan mampu memangkas perjalanan menuju kedua kawasan. Sebelumnya, untuk menuju MM 2100 dari EJIP atau sebaliknya, harus melalui jalur pantura atau tol Jakarta-Cikampek. Sedangkan, bagi pemotor, mereka memanfaatkan jembatan tradisional buatan warga dengan membayar Rp 1.000, sekali melintas. (ars)