SUARAPENA.COM – Keterampilan menulis dengan baik tak melulu soal bakat. Keterampilan itu dapat dikembangkan melalui latihan rutin yang konsisten.
Melalui latihan, seseorang tak hanya bisa menulis atau menciptakan tulisan dengan baik, melainkan mampu melahirkan sebuah tulisan kreatif yang berbobot.
Lantas, muncul lah pertanyaan-pertanyaan fundamental dari para penulis kreatif ini. “Seperti apa tulisan kreatif yang berbobot itu?” dan “Bagaimana cara menulisnya?”.
Pertanyaan-pertanyaan tersebut dapat kalian temukan jawabannya dalam kelas menulis yang diadakan oleh Komunitas Salihara Arts Center.
Kelas tersebut diajar langsung oleh penulis Ayu Utami secara daring pada bulan Juni 2022 medatang.
Di tahun lalu, peserta kelas menulis kreatif diajak untuk mempelajari bagaimana memberikan penekanan khusus dalam bobot tulisan melalui muatan intelektual dan artistik.
Kali ini, Ayu Utami akan mengampu kelas dengan metode pendekatan karakter.
Peserta tetap bisa mengikuti kelas menulis ini tanpa perlu menjadi peserta di kelas menulis tahun sebelumnya.
Silabus kelas menulis kreatif yang berbobot kali ini, akan mengajak peserta berkenalan dengan salah satu metode menulis kreatif dari banyaknya cara mengembangkan tulisan kreatif yang berbobot.
Kelas ini akan mengajak peserta untuk membangun tokoh, memilih konflik yang cocok untuk tokoh tersebut dan menciptakan tema yang sesuai untuk sang tokoh.
Melalui kelas ini, peserta diharapkan bisa membangun tokoh yang dapat membantu pembaca mengikuti alur cerita dengan mudah, melalui kondisi psikologis dan empati yang dibangun di dalam diri tokoh tersebut.
Peserta juga diharapkan dapat mengajak pembaca untuk memahami diri dan orang lain melalui tulisan yang mereka ciptakan.
Sebagai informasi, Ayu Utami merupakan salah satu penulis yang dianggap sebagai pendobrak kemapanan, khususnya masalah seks dan agama yang ia angkat dalam karya-karyanya.
Karya-karya yang ditulisnya mengangkat wacana seksualitas dari sudut pandang perempuan.
Novel pertamanya, Saman, memenangkan Sayembara Penulisan Roman Terbaik Dewan Kesenian Jakarta pada tahun 1998.
Beberapa karya sastranya yang lain adalah Bilangan Fu(2008) yang mendapat Khatulistiwa Literary Award 2008 dan yang terbaru Anatomi Rasa(2019).
Atas kiprah di dunia sastra, Ayu Utami meraih Prince Claus Award pada tahun 2000 dari Prince Claus Fund.
Prince Claus Fund adalah sebuah yayasan asal Belanda yang memberi penghargaan kepada individu dan organisasi yang berkontribusi dalam kebudayaan.
Tak hanya itu, Ayu Utami juga merupakan salah satu pendiri Aliansi Jurnalis Independen (AJI) dan ikut membangun Komunitas Utan Kayu (sebuah pusat seni, pemikiran dan kebebasan informasi).
Saat ini, Ayu Utami aktif sebagai kurator sastra dan Direktur Literature and Ideas Festival (LIFEs) di Komunitas Salihara. Serta Direktur Program Teater Utan Kayu.
Untuk informasi lebih lanjut tentang kelas menulis kreatif yang berbobot, peserta bisa mengunjungi situsnya langsung www.salihara.org. (Bo/Ist)