Suarapena.com, BANDUNG – Memasuki usia perak alias 25 tahun, Saung Rajut yang terletak di kawasan sentra rajut Binong Jati Kota Bandung tak sekadar bertahan saja. Mereka cepat beradaptasi dengan kemajuan zaman.
Asep Surahwan, pemilik Saung Rajut, mengisahkan perjalanannya menekuni usaha di bidang fesyen. Bersama sang istri, Reni Saktiyawati, keduanya kompak bertransformasi menekuni bidang fesyen sejak 1999.
Era produksi dari konvensional ke modern pernah dilalui Saung Rajut. Karena ketangkasannya beradaptasi, jenama fesyen ini bertahan hingga saat ini dengan kualitas produksi yang sangat bagus.
“Awal kita bikin usaha ini, masih pakai mesin manual. Lalu masuk ke tahun 2000-an, mulai masuk mesin semi digital. Kalau sekarang, kami full menggunakan mesin digital,” ungkap Asep, Rabu (22/5/2024).
Berkat ketangkasannya beradaptasi, Saung Rajut mendapat banyak pesanan. Di sini, Anda bisa mendapatkan produk fesyen rajutan dengan harga terjangkau namun kualitas yang baik.
Beberapa produk Saung Rajut, antara lain berbagai jenis pakaian seperti pakaian luar (outer), jaket, atau produk aksesoris seperti syal atau kupluk.
Selain itu, ada juga berbagai produk merchandise mulai dari tas, sarung bantal, hingga sepatu. “Semuanya bisa didapat dengan metode pemesanan,” terang Asep.
Ia menambahkan, di era modern dan persaingan kreativitas, hadirnya mesin digital memudahkan tim produksi Saung Rajut beradaptasi dengan pesanan klien.
“Jadi, jenis pakaiannya itu lebih luas jangkauan eksplorasi kreatifnya. Karena mesin bisa disetel programnya. Misalnya, kita mau bikin produk pakaian jenisnya A, kita desain dulu motifnya, lalu nanti diaplikasikan lewat mesin,” terangnya.
Kehadiran 10 mesin di workshop juga meningkatkan produksi di Saung Rajut. Asep mengaku, rata-rata per hari, workshop Saung Rajut dapat menghasilkan lebih dari 200 produk rajutan.
Produk-produk Saung Rajut dibanderol relatif terjangkau. Mulai dari Rp40.000, Anda sudah bisa mendapatkan produk fesyen berkualitas baik. Dalam pengembangan bisnisnya, Saung Rajut juga telah memiliki tiga toko daring: unicraft_bdg, knitella.id, dan knitknot.id. Ketiganya dapat dijumpai di toko-toko belanja daring.
Meski dibanderol dengan harga terjangkau, namun kualitas Saung Rajut tak perlu diragukan. Berbagai pameran juga telah diikuti oleh mereka, termasuk pameran bersama UMKM di Kota Gresik, pameran Inakraft di Jakarta, serta pameran di beberapa titik Kota Bandung.
Dalam proses mengenalkan produk lewat pameran, Asep mengaku Saung Rajut punya trik menjaring pelanggan dengan memamerkan proses pembuatan rajut dengan mesin manual.
“Saat itu kami ikut pameran di Gresik, kami bawa mesin manual. Ternyata hasilnya bagus. Calon pembeli jadi terpancing untuk melihat lapak kami, dan ujungnya membeli produk kami. Tiga hari pameran di sana, produk kami ludes terjual,” kenangnya.
Belakangan, Saung Rajut juga keluar sebagai juara dalam UMKM Awards 2023. Reni mengaku, proses ini banyak memberinya pelajaran serta pengalaman baru dalam mengembangkan produk.
“Kami diberi pendampingan, pelatihan digital marketing, sosial media, dan juga pengemasan. Banyak inovasi yang kami dapatkan. Banyak ilmu baru juga,” aku Reni, istri dari Asep. (sp/ray)