Suarapena.com, SEOUL – Buku biografi Presiden Joko Widodo yang berjudul “Jokowi Mewujudkan Mimpi Indonesia” karya Darmawan Prasodjo telah diterbitkan dalam versi Bahasa Korea. Buku ini diluncurkan pada acara Festival Indonesia yang digelar pada Jumat (29/9/2023) di Gwanghwamun Plaza, Seoul, Korea Selatan. Joko Widodo, merupakan sosok pemimpin yang menginspirasi banyak bangsa di dunia.
Darmawan mendapatkan penghargaan Museum Rekor Indonesia (MURI) sebagai penulis buku pertama dan terlengkap tentang Presiden Indonesia dalam Bahasa Korea.
“Hari ini kita meluncurkan Buku Jokowi Mewujudkan Mimpi Indonesia versi Korea karya Pak Darmawan Prasodjo, salah satu putra terbaik bangsa kita. Saya mendorong beliau untuk membuat versi Bahasa Korea, karena banyak orang di Korea sangat kagum dengan karakter dan gaya kepemimpinan Presiden Jokowi,” kata Duta Besar Indonesia untuk Korea Selatan Gandi Sulistiyanto.
Dalam biografi, Darmawan mengungkapkan secara holistik karakter serta visi dan misi Presiden Joko Widodo dalam merumuskan mimpi Indonesia dari seluruh rakyat dan merealisasikannya dalam sebuah kebijakan. Buku ini juga menyajikan prestasi-prestasi Jokowi dalam membangun Indonesia di berbagai bidang, mulai dari membangun pemerataan layanan dasar seperti kesehatan dan pendidikan, pembangunan ekonomi kerakyatan hingga infrastruktur yang menghubungkan jalan-jalan utama di berbagai provinsi yang mampu meningkatkan kesejahteraan.
Sekarang sebagai Direktur Utama PLN, Darmawan semakin melihat perkembangan ekonomi dari infrastruktur yang dibangun pada masa Pemerintahan Jokowi sangat memberikan banyak dampak positif.
“Jalan tol dibangun. Di Sumatera, Jawa, Kalimantan, Papua. Mobilitas yang dulu sulit, menjadi mudah. Logistik mahal, menjadi murah. Akses hidup layak yang susah didapat menjadi mudah didapat. Dan ketika pandemi, permintaan listrik turun. Tetapi di titik-titik keluar tol ternyata permintaan listrik naik. Ini karena banyak muncul pusat-pusat ekonomi baru, seperti pusat UMKM, kuliner, wisata, industri,” ujar Darmawan.
Tidak hanya itu, dirinya pun bercerita bagaimana perbatasan negara yang dulu mati, sekarang hidup.
“Seperti di Aruk dan di Entikong, Kalimantan Barat. Dulu mereka ke Malaysia untuk kebutuhan pokok. Sekarang jalan dibangun, fasilitas dibangun, pusat ekonomi dibangun. Perbatasan menjadi etalase Indonesia,” papar Darmawan.
Dan terakhir, di tengah Covid, banyak negara ambruk. Indonesia bukan hanya bertahan, tetapi mampu bangkit lebih cepat. Menurutnya, itu semua karena Indonesia sudah punya fondasi, yaitu infrastruktur yang kokoh.
“Indonesia punya pemimpin yang kuat, mampu membangun semangat kebersamaan, mampu merumuskan mimpi bersama. Kalau di tempat lain, pandemi jadi titik balik. Di Indonesia, ini menjadi momentum. Banyak pengamat memprediksi 20 tahun dari sekarang, Indonesia akan menjadi kekuatan ekonomi dunia, Bukan 20 besar, bukan 10 besar, Tetapi Indonesia 4 besar ekonomi dunia,” tegas Darmawan.
Keberhasilan-keberhasilan tersebut yang membuat banyak pemimpin-pemimpin negara lain, tokoh, sektor privat, dan organisasi non-pemerintah (NGO) dari seluruh penjuru dunia ingin mempelajari kepemimpinan Presiden Jokowi dalam membangun fondasi nasional yang kokoh dan mewujudkan mimpi rakyat Indonesia. Sehingga tidak hanya diterjemahkan dalam Bahasa Inggris dan Korea, saat ini buku biografi tersebut juga sedang dalam proses penerbitan untuk versi Bahasa Arab, Spanyol, Swahili dan Jepang, karena tingginya minat masyarakat di Afrika, Timur Tengah dan Asia lainnya.
Darmawan berharap peluncuran ini akhirnya bukan sekedar penerjemahan dalam bahasa lain. Tetapi bisa menjadi dorongan untuk memperkuat hubungan Indonesia dengan negara-negara di dunia. Bukan hanya secara diplomatik, tetapi juga hubungan yang jauh lebih produktif, seperti kerja sama ekonomi, teknologi, SDM, investasi, dan sebagainya.
Buku biografi “Jokowi Mewujudkan Mimpi Indonesia” versi Bahasa Indonesia ini mulai ditulis sejak Joko Widodo menjadi Gubernur DKI Jakarta hingga periode pertama menjadi Presiden Indonesia tahun 2014 – 2019. Buku ini kemudian diterbitkan pada 24 Agustus 2020. Terjemahan buku ke dalam bahasa Korea dilakukan oleh Associate Vice President Director Indonesia Centre Busan University of Foreign Studies, Prof. Yeokyum Kim. (sng/pr)