Suarapena.com, JAKARTA – PT Kereta Api Indonesia (KAI) terus memperkuat komitmennya dalam mendukung pencapaian tujuan pembangunan berkelanjutan (SDGs) dengan memanfaatkan teknologi ramah lingkungan.
Salah satu langkah inovatif yang diambil adalah penerapan sistem face recognition yang menggantikan tiket fisik berbahan kertas dalam proses boarding penumpang.
Inovasi ini tidak hanya mengurangi penggunaan kertas, tetapi juga berkontribusi pada pengurangan limbah serta mendukung keberlanjutan lingkungan.
Vice President Public Relations KAI, Anne Purba, menyatakan bahwa selain ramah lingkungan, teknologi face recognition juga menawarkan berbagai manfaat bagi penumpang, terutama dalam mempercepat dan mempermudah proses boarding, yang pada akhirnya mengurangi antrean, khususnya pada masa-masa padat seperti libur Natal dan Tahun Baru 2024/2025.
“Dengan penerapan face recognition, penumpang dapat merasakan pengalaman yang lebih cepat dan nyaman, tanpa perlu mengantri panjang. Sistem ini sudah terbukti efektif, terutama pada periode puncak,” ujar Anne, Jumat (22/11/2024).
Data menunjukkan bahwa sejak diluncurkan pada 1 Januari hingga 19 November 2024, sistem face recognition telah digunakan sebanyak 5.853.773 kali di berbagai stasiun di Pulau Jawa dan Sumatera.
Stasiun Gambir menjadi yang paling banyak menggunakannya, dengan 1.795.785 kali, diikuti oleh Stasiun Yogyakarta (713.232 kali), dan Stasiun Surabaya Pasarturi (534.172 kali).
Inovasi ini semakin mendapat kepercayaan masyarakat, dengan 1.488.934 pelanggan yang telah melakukan registrasi untuk menggunakan layanan ini hingga November 2024.
Masyarakat yang tertarik untuk mendaftar dapat melakukannya melalui aplikasi Access by KAI.
Anne juga menegaskan bahwa keamanan data penumpang menjadi prioritas utama KAI. Sistem face recognition yang digunakan sudah memenuhi standar internasional ISO 27001 untuk manajemen keamanan informasi.
Data pribadi seperti nama, NIK, dan foto penumpang hanya disimpan untuk keperluan proses boarding, dan akan dihapus secara otomatis setelah satu tahun.
Penumpang pun dapat mengajukan penghapusan data kapan saja melalui aplikasi atau dengan menghubungi petugas Customer Service di stasiun.
“Dengan inovasi ini, kami berharap dapat mempermudah perjalanan pelanggan sekaligus berkontribusi pada pengurangan limbah kertas. Ini sejalan dengan upaya KAI untuk mendukung pencapaian SDGs dan keberlanjutan lingkungan,” pungkasnya. (sp/pr)