SUARAPENA.com – Sebanyak 1.700 guru Taman Kanak-kanak dan Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) di Riau ikuti pelatihan penguatan pendidikan karakter di Gelanggang Olahraga Indoor Universitas Riau, Rabu (29/3/2017).
Pelatihan tersebut memiliki tema “Praktik Pendidikan Karakter dan Pendekatan Saintifik yang Sukses Membangun Akhlak, Daya Pikir Kritis dan Kreativitas Anak.”
Direktur Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Dirjen GTK Kemendikbud) Sumarna Surapranata mengungkapkan, pendidikan karakter bukan hal baru di dunia pendidikan. Sesuai perkembangan dan tuntutan jaman, pendidikan karakter pun harus mengalami penguatan.
“Jadi, pendidikan karakter bukan barang baru, kita sudah lama berkenalan dengan pendidikan karakter. Disini, para guru akan mendapatkan penguatan kembali untuk pendidikan karakter,”ujarnya saat membuka pelatihan akbar.
Pelatihan diselenggarakan selama tiga hari, 29-31 Maret 2017 melalui kerja sama Direktorat Pembinaan Guru dan Tenaga Kependidikan PAUD Ditjen GTK Kemendikbud, Organisasi Aksi Solidaritas Era Kabinet Kerja (OASE-KK), Tim Penggerak PKK, Himpunan Pendidik dan Tenaga Kependidikan PAUD Indonesia (HIMPAUDI) Riau, Pemerintah Provinsi Riau, Ikatan Guru Taman Kanak-Kanak Indonesia (IGTKI) Riau, dan Indonesia Heritage Foundation (IHF).
Kepada para peserta pelatihan pendidikan karakter, Surapranata berpesan agar usai pelatihan peserta dapat menjalankan pendidikan karakter bagi siswa yang sesuai abad 21, dan diajarkan tanpa melalui kekerasan.
“Semoga, 1.700-an guru disini dapat menjalankan pendidikan karakter yang sesuai abad 21 dan diajarkan tanpa kekerasan,” ujarnya.
Sementara Ketua OASE KK Bidang Pendidikan, Ratna Megawangi mengungkapkan, pendidikan karakter sudah diajarkan kepada siswa mulai dari usia TK hingga perguruan tinggi melalui Mata Pelajaran (Mapel) Pendidikan Agama dan Pendidikan Moral Pancasila.
“Usia TK, para siswa sudah diwajibkan untuk mempelajari mata pelajaran agama hingga kuliah. Disinilah terlihat begitu pentingnya agama bagi anak Indonesia,” ujar Ratna.
Selain itu, lanjut Ratna, terdapat pelajaran wajib Pendidikan Moral Pancasila untuk mengajarkan moral kepada para siswa. Materi ajaran dari kedua mata pelajaran ini sangat baik dan sudah dilakukan bertahun-tahun. Namun, permasalahan pendidikan karakter bagi Indonesia terletak pada penerapan kehidupan sehari-hari.
“Kita mengetahui (pendidikan karakter), tetapi belum sampai pada tataran perilaku. Mudah-mudahan selama tiga hari ini para guru mendapatkan jawabannya kenapa kita sudah tahu ajaran pendidikan karakter tapi masih sulit menerapkan. Bahkan para guru istimewa disini dapat belajar untuk bisa menerapkan ilmu pendidikan karakter yang sudah diketahui tersebut,” harapnya. (sng)