Menurut dia, proyek tersebut merupakan langkah tepat bagi keberlangsungan masyarakat di masa mendatang. Hal itu disampaikannya usai mengunjungi lokasi pembangunan Meikarta, beberapa hari yang lalu.
“Dalam pemahaman saya, meikarta merupakan proyek yang cukup kolosal dan bisa memberi catatan tersendiri bagi kita sebagai suatu bangsa. Betapa bangganya kita jika memang seluruh perencanaan yang disiapkan bisa terealisasi,” katanya.
Dalam kesempatannya bertemu James Riyadi, selaku CEO Lippo Group, Surya mengaku telah memberikan saran dan pesan. Saran itu, kata Surya, tak lain adalah menjaga fokus dalam menyelesaikan tiap tahapan Meikarta.
”Saya ingatkan James (James Riyadi) harus fokus dengan perencanaan ini. Kemudian tadi saya tannya, berapa penyerapan pekerja disini? James mengatakan: ada 70.000 orang termasuk pekerja kontruksi,” jelasnya.
Dengan demikian, Surya meyakini proyek tersebut dapat memberi dampak baik bagi semua pihak.
“Bahkan tadi pohon-pohon di sini berbicara kepada saya. Katanya: dia merasa gembira tinggal di Meikarta,” tandasnya.
Politikus asal Partai Persatuan Pembangunan (PPP), Suharso Monoarfa menambahkan, Kehadiran proyek yang menelan biaya investasi sebesar Rp. 278 triliun tersebut patut diberikan apresiasi.
Ia pun berharap bisa menjadi contoh bagi pengembang lain untuk membangun proyek serupa. Meikarta disebut dapat membantu Ibukota dalam mengatasi masalah kepadatan penduduk di kota besar.
Dalam ilmu planologi, untuk mengatasi wilayah yang semakin padat, maka harus dipecah ke kota satelit di sekitarnya.
“Saya kira, sebuah kota ke depan harus seperti itu,” ujar pria yang kini menjabat anggota Dewan Pertimbangan Presiden (Wantimpres) itu.
Suharso begitu senang melihat keadaan proyek Meikarta. Sebab, Meikarta dianggap akan mampu memberikan kenyamanan untuk para penghuninya, seperti lingkungan fisik yang cukup mendukung.
Diantaranya, tersedianya air dengan bagus, listrik yang cukup, transportasi publik yang tersedia, fasilitas umum seperti rumah sakit, sekolah, mal yang dirasa sudah cukup terpenuhi untuk para penghuninya nanti.
“Saya lihat ini sebagai konsep sebuah Kota sangat memadai,” ujarnya.
Dengan keadaan tersebut, Suharso merasa heran dengan adanya berbagai pihak yang mempermasalahkan mega proyek seluas 500 hektar tersebut. Ia mengaku bingung dengan hal yang dipermasalahkan.
“Jadi tidak masalah sebenarnya. Yang menjadi masalah buat saya yang mempermasalahkan,” tegasnya.
Harga hunian yang dijual di Meikarta seharga Rp. 6,7 juta per meter persegi tersebut disebut dianggap telah selaras dengan nawacita Presiden Joko Widodo untuk memberikan rumah hunian rumah dengan harga murah kepada masyarakat.
“Ini bagus sekali, ada sekitar 40 persen atau 100 ribu unit dari 250 ribu unit dijual dengan harga subsidi 6,7 juta per meter. Bayangkan, negara saja menjual 11 juta, ada 8,9 juta paling murah,” pungkasnya. (abd)