Suarapena.com, WASHINGTON – Banjir besar yang melanda wilayah Kentucky pada akhir pekan lalu telah menewaskan sedikitnya delapan orang, termasuk seorang anak, dengan kemungkinan jumlah korban yang akan terus bertambah.
Gubernur Kentucky, Andy Beshear, mengonfirmasi hal tersebut dalam konferensi pers yang digelar pada Minggu, 16 Februari 2025.
“Dengan segala upaya luar biasa yang telah dilakukan dalam respons darurat ini, kami dapat mengonfirmasi bahwa sedikitnya delapan warga Kentucky telah meninggal akibat peristiwa cuaca ini,” kata Beshear.
Ia juga memperingatkan jumlah korban bisa bertambah seiring dengan dilakukannya lebih dari 1.000 operasi penyelamatan di seluruh negara bagian.
Beshear mengimbau warga untuk tidak bepergian dan memberikan waktu bagi air untuk surut, mengingat banyak korban yang tewas akibat mencoba mengendarai kendaraan melewati genangan air yang deras.
“Jangan coba-coba melewati banjir atau arus yang kuat. Hal ini dapat menyelamatkan banyak nyawa,” ujarnya.
Hujan lebat yang terus mengguyur pada Minggu memicu banjir yang meluas, menutup banyak jalan, dan mengakibatkan kondisi darurat di beberapa wilayah seperti Kentucky, Tennessee, Virginia Barat, dan Carolina Utara.
Sebelumnya, Gubernur Beshear memperingatkan dampak banjir sangat besar di seluruh negara bagian.
“Kita sedang menghadapi kondisi yang berbahaya dan mengancam nyawa. Situasi akan semakin sulit dengan cuaca buruk yang masih berlanjut,” katanya melalui akun X.
Evakuasi masih terus dilakukan di wilayah terdampak, sementara lebih dari 300 jalan telah ditutup akibat banjir.
Beshear juga telah mengirim surat kepada Presiden Donald Trump untuk meminta deklarasi darurat bencana bagi Kentucky.
Dengan itu, pendanaan federal dapat segera disalurkan untuk membantu pemulihan daerah-daerah yang terdampak.
Masyarakat dihimbau untuk tetap waspada, dan menghindari perjalanan yang tidak perlu demi keselamatan bersama. (sp/at)