Scroll untuk baca artikel
Suara Jakarta

Dari Sampah Jadi Berkah, Petani Wanita Binaan PLN Raih Omzet Miliaran dengan Smart Farming

×

Dari Sampah Jadi Berkah, Petani Wanita Binaan PLN Raih Omzet Miliaran dengan Smart Farming

Sebarkan artikel ini

Suarapena.com, JAKARTA – Tempat penampungan sampah yang dulunya tidak produktif kini berubah menjadi lahan pertanian yang menghasilkan omzet miliaran rupiah berkat program smart farming dari PT PLN (Persero).

Program ini dijalankan oleh Kelompok Wanita Tani (KWT) D’Shafa yang merupakan binaan PLN di Jakarta Timur, Minggu (17/12/2023). Dengan menggunakan teknologi Internet of Things (IoT) di green house, mereka berhasil meningkatkan omzet dari rata-rata Rp80 juta per bulan menjadi Rp125 juta per bulan.

Advertisement
Scroll ke bawah untuk lihat konten

Smart farming yang diterapkan di Edufarm Malakasari ini meliputi pengolahan pertanian kota atau urban farming dari awal hingga akhir, mulai dari penanaman, panen, pengolahan menjadi makanan siap santap, hingga pemasaran secara online maupun offline.

Berita Terkait:  Sebanyak 18 SPKLU PLN Layani 340 Transaksi Pengisian Mobil Listrik Selama Peringatan HUT RI ke-79

Ketua KWT D’Shafa Haryati mengatakan, hasil panen mereka naik 60% dari sebelumnya 50 kilogram (kg) menjadi 80 kg setelah menggunakan smart farming di green house.

“Alhamdulillah dengan smart farming ini, kemarin saat musim panas, tempat lain ada yang panennya kurang bagus bahkan gagal panen, tapi di Edufarm Malakasari ini malah panennya bisa berlipat ganda,” kata Haryati.

Kenaikan ini dipengaruhi oleh faktor-faktor seperti nutrisi, kelembapan, pengairan, dan perlindungan dari hama yang lebih terkontrol dengan IoT. Haryati menambahkan, sebelumnya KWT D’Shafa hanya mengolah urban farming dengan sistem hidroponik manual di lahan sempit.

Namun kini, 13 anggota KWT D’Shafa mampu mengolah lahan bekas penampungan sampah dengan smart farming menggunakan IoT untuk mengatur kelembapan, suhu, pemupukan, dan nutrisi.

Berita Terkait:  Dengarkan Pelanggan, PLN Area Bekasi Kunjungi PT Garuda Rajapaksi

“Program ini berhasil memberdayakan anggota kelompok KWT D’Shafa dan masyarakat sekitar yang sebelumnya tidak punya pekerjaan, kini mendapat penghasilan tambahan,” ujar Haryati.

Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo menyampaikan komitmen PLN mendukung peningkatan produktivitas dan efisiensi operasional para petani di Indonesia melalui program electrifying agriculture (EA). Melalui program ini, PLN berupaya menciptakan nilai bersama (Creating Shared Value/CSV) bagi masyarakat dan lingkungan sekitar lewat berbagai inovasi teknologi kelistrikan.

“Kami berharap kualitas dan kuantitas produktivitas para petani kita dapat meningkat, maju dan modern, termasuk untuk petani Malakasari ini listrik untuk penyiraman dan menunjang smart farming,” ujar Darmawan.

General Manager PLN Unit Induk Distribusi (UID) Jakarta Raya Lasiran mengatakan, PLN siap mendukung metode smart farming sebagai inovasi di sektor pertanian. Menurutnya, metode ini salah satu inovasi yang cocok untuk petani di perkotaan.

Berita Terkait:  Gelar Apel Siaga Kelistrikan, PLN Pastikan Keandalan Pelayanan KTT WWF 2024 di Bali

“Pertanian di perkotaan tentunya membutuhkan inovasi tinggi karena lahannya terbatas, termasuk smart farming di Makalasari ini hasilnya luar biasa,” ujar Lasiran.

Lebih lanjut, Lasiran mengatakan akan siap mendukung penuh smart farming dengan keandalan listrik agar hasil panen dan perkembangan produksi maksimal. Saat ini pasokan listrik di Jakarta memiliki cadangan 36% dimana masyarakat bisa memanfaatkannya untuk berbagai aspek seperti pertanian, bisnis, industri, rumah tangga, maupun kendaraan listrik.

“Kami di PLN mendukung electrifying agriculture dimana listrik mendukung dunia pertanian seperti di Malakasari ini listrik untuk penyiraman dan menunjang smart farming,” kata Lasiran. (sng/pr)