Suarapena.com, BANYUMAS – Di tengah keheningan Desa Cikakak, sebuah masjid berdiri unik dengan hanya satu tiang penyangga utama.
Masjid Saka Tunggal, sebagaimana populer di kalangan masyarakat, tidak hanya menjadi pusat kegiatan keagamaan tetapi juga simbol ketahanan dan keunikan arsitektur.
Tiang tunggal ini, menurut Takmir Masjid, Sopani, adalah bukti dari keinginan pendiri masjid, Mbah Mustolih, untuk menciptakan tempat ibadah yang berbeda.
Tidak hanya arsitekturnya yang menarik perhatian, tetapi juga kawanan kera yang sering berkumpul di sekitar masjid.
Meskipun jumlah mereka kini mencapai ratusan, kera-kera ini dikenal tidak agresif dan hanya tertarik pada makanan yang dibawa oleh pengunjung.
Keberadaan mereka telah menjadi bagian dari pesona masjid ini, menambahkan nuansa alami yang menyatu dengan lingkungan sekitar.
Dengan sejarah yang terukir pada tiang utama yang menunjukkan angka 1288, Masjid Saka Tunggal tidak hanya merupakan tempat ibadah tetapi juga kapsul waktu yang menyimpan cerita.
Renovasi dan pemeliharaan telah dilakukan untuk memastikan masjid ini tetap berdiri kokoh, dengan atap yang telah berganti dari sirap kayu menjadi ijuk dan seng, serta dinding yang kini dilapisi bata.
Masjid ini mengajarkan kita tentang pentingnya menjaga tradisi dan sejarah, sambil tetap membuka diri terhadap perubahan yang diperlukan.
Sebuah pelajaran hidup yang tercermin dari tiang tunggalnya: berdiri tegak dan kuat, menghadapi segala tantangan zaman. (sp/pr)