Suarapena.com, PEKALONGAN – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Pekalongan telah menetapkan status tanggap darurat bencana selama 14 hari, terhitung mulai 21 Januari hingga 4 Februari 2025.
Keputusan ini diambil setelah terjadinya bencana longsor dan banjir bandang yang menerjang sejumlah kecamatan, termasuk Petungkriyono, pada Senin malam (20/1/2025).
Bencana tersebut merenggut nyawa 20 orang, sementara 8 orang lainnya masih dalam pencarian. Tindakan cepat telah dilakukan oleh pemerintah setempat dengan menyiapkan posko darurat di empat kecamatan yang terdampak longsor, yaitu Petungkriyono, Lebakbarang, Paninggaran, dan Kandangserang, serta di beberapa kecamatan yang terdampak banjir, seperti Kedungwuni, Doro, Wonopringgo, dan lainnya.
Bupati Pekalongan, Fadia A Rafiq, yang langsung meninjau lokasi bencana, mengatakan Pemkab telah memobilisasi berbagai sumber daya untuk membantu korban dan memperbaiki infrastruktur yang rusak akibat bencana.
“Kami sudah menyiapkan posko di masing-masing kecamatan yang terdampak. Ini untuk memastikan bantuan bisa segera disalurkan kepada masyarakat,” katanya.
Selain itu, Bupati Fadia juga mengungkapkan bahwa Pemkab akan segera menggunakan dana tidak terduga (DTT) untuk membangun kembali infrastruktur yang hancur, agar perekonomian masyarakat dan aktivitas pendidikan tidak terganggu lebih lama.
“Dana Tidak Terduga akan kami alokasikan untuk membangun kembali infrastruktur yang rusak, agar ekonomi masyarakat dan sekolah bisa segera berjalan normal,” tambah Fadia.
Sementara, Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Pekalongan, M Yulian Akbar, melaporkan terkait proses evakuasi dan pencarian korban yang terus dilakukan dengan melibatkan tim gabungan dan relawan.
“Kami tetap berupaya secepat mungkin meskipun cuaca terkadang menjadi kendala. Kami juga mengimbau masyarakat untuk tetap waspada,” ucap dia.
Saat ini, Pemkab Pekalongan juga telah meminta bantuan dari Pemerintah Pusat dan Pemerintah Provinsi untuk mendukung upaya penanggulangan bencana, terutama terkait akses menuju daerah-daerah yang terisolasi, seperti Petungkriyono, yang terputus akibat longsor. (sp/pr)