Suarapena.com, BOGOR – Pemerintah Provinsi Jawa Barat (Pemprov Jabar) menegaskan komitmennya untuk memperbaiki infrastruktur jalan di kawasan Parung Panjang, Kabupaten Bogor, demi meningkatkan kenyamanan dan keselamatan pengguna jalan.
Pernyataan ini disampaikan oleh Sekretaris Daerah Provinsi Jawa Barat, Herman Suryatman, dalam Rapat Koordinasi yang digelar pada Rabu (12/2/2025) di The Alana Hotel & Conference Center, Sentul City, Kabupaten Bogor.
Rapat ini turut dihadiri oleh perangkat daerah Provinsi Jabar, Pemerintah Kabupaten/Kota, serta unsur TNI/Polri, dan berbagai pemangku kepentingan lainnya, yang turut berfokus pada solusi untuk mengatasi masalah lalu lintas di kawasan tersebut.
Herman mengungkapkan, jalan Parung Panjang memiliki panjang total 28,3 kilometer, dengan sekitar 13 kilometer dalam kondisi baik dan 14 kilometer lainnya dalam keadaan rusak parah.
Pada tahun 2024, Pemprov Jabar telah melakukan perbaikan sepanjang 1,1 kilometer, dan diharapkan di tahun 2026, hampir setengah dari jalan rusak dapat diperbaiki.
“Insya Allah, perbaikan jalan ini akan bisa diselesaikan pada tahun 2026 mendatang bersama Gubernur terpilih,” ujarnya, Kamis (13/2/2025).
Menurut Herman, percepatan perbaikan jalan yang rusak ini sebenarnya bisa memanfaatkan rancangan APBD perubahan yang diperkirakan selesai pada April 2025. Namun, jika perubahan APBD baru disahkan pada Juli dan berjalan mulai Agustus, perbaikan yang dapat dicapai hanya sekitar 6 kilometer pada 2025.
Herman juga mengungkapkan bahwa proyek pembangunan jalan khusus tambang sebagai alternatif untuk mengurangi kemacetan dan kecelakaan di Parung Panjang masih dalam tahap penjajakan. Pembebasan lahan baru mencapai 80 persen, dan analisis mengenai dampak lingkungan (AMDAL) masih menunggu penyelesaian.
“Jalan khusus tambang ini diharapkan bisa terkoneksi dengan Jakarta Outer Ring Road (JORR), tetapi kita masih menunggu proses dari pemerintah pusat,” tambahnya.
Salah satu masalah utama yang dihadapi kawasan Parung Panjang adalah tingginya angka kecelakaan lalu lintas, dengan lebih dari 100 korban jiwa per tahun akibat kondisi jalan yang rusak.
Hal ini semakin diperparah dengan tingginya volume truk tambang yang melintasi kawasan ini, sekitar 1.600 rit per hari, dengan beban tonase yang jauh melebihi batas maksimal 15 ton, bahkan mencapai 40 ton.
Untuk itu, Herman menegaskan bahwa keselamatan pengguna jalan adalah prioritas utama.
“Kami bertekad untuk memastikan tidak ada lagi korban jiwa akibat kerusakan jalan di Parung Panjang,” tegasnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Bina Marga dan Penataan Ruang (DBMPR) Provinsi Jawa Barat, Bambang Tirtoyuliono, mengungkapkan pihaknya memprioritaskan perbaikan jalan dari Lebak Wangi ke arah utara, sepanjang 13,4 kilometer, yang berbatasan dengan wilayah Tangerang.
Bambang mengakui perbaikan jalan ini membutuhkan waktu lebih lama mengingat kerusakan struktur jalan yang sangat parah.
“Meski telah dilakukan perbaikan 1,1 kilometer pada 2024, proses perbaikan akan lebih cepat jika selama konstruksi jalan yang diperbaiki tidak dilalui kendaraan, dengan jalur alternatif yang disediakan,” jelas Bambang.
Dengan upaya kolaboratif antara pemerintah daerah, TNI/Polri, serta pemangku kepentingan lainnya, Pemprov Jabar optimis kawasan Parung Panjang akan segera memiliki infrastruktur jalan yang lebih baik dan aman. (sp/pr)