Suarapena.com, BANDUNG – Menurut data yang dirilis oleh Badan Pusat Statistik Kota Bandung pada tanggal 2 Januari 2024, Kota Bandung berhasil mengendalikan inflasi pada Desember 2023, sehingga meraih predikat sebagai kota dengan inflasi tahunan paling rendah di seluruh Indonesia.
Inflasi bulanan Kota Bandung terhadap November 2023 mencapai 0,32 persen. Angka ini lebih rendah dibandingkan dengan inflasi Jawa Barat yang mencapai 0,37 persen dan inflasi nasional sebesar 0,41 persen. Lima komoditas pasar yang berkontribusi terhadap inflasi bulanan antara lain cabai merah, bawang merah, beras, rokok kretek filter, dan cabai rawit.
Sementara itu, inflasi tahunan (YoY) terhadap Desember 2022 sebesar 0,63 persen. Angka ini lebih rendah dibandingkan inflasi YoY Jawa Barat sebesar 2,48 persen dan inflasi nasional sebesar 2,61 persen. Beberapa komoditas yang berkontribusi dalam inflasi YoY antara lain beras, rokok kretek filter, cabai merah, sewa rumah, dan emas perhiasan.
Di sisi lain, beberapa komoditas yang menjadi penahan inflasi antara lain tarif air minum PDAM, bahan bakar rumah tangga, dan minyak goreng. Jika dibandingkan dengan angka inflasi 7 kota di Jawa Barat, posisi inflasi Kota Bandung berada di peringkat kedua tertinggi setelah Kota Bekasi secara bulanan. Namun, pada skala tahunan, inflasi Kota Bandung menjadi yang terendah, bahkan di tingkat nasional.
Dalam rapat koordinasi pengendalian inflasi dengan seluruh kepala daerah se-Indonesia, Kepala BPS Republik Indonesia, Amalia Adininggar Widyasanti, menyatakan bahwa inflasi yang terjadi pada Desember 2023 adalah yang terendah dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya.
“Ini merupakan prestasi terbaik dalam 20 tahun terakhir. Kami mengklasifikasikan beberapa kota/kabupaten dalam empat kuadran kategori inflasi,” kata Amalia pada Rabu (3/1/2024).
Kuadran 1 adalah daerah yang mengalami inflasi lebih dari 3 kali dengan angka melebihi 3 persen. Kuadran 2 adalah daerah dengan frekuensi inflasi lebih dari 3 kali, namun angkanya masih di bawah 3 persen. Kuadran 3 adalah daerah yang jarang mengalami inflasi dengan frekuensi kurang dari 3 kali dan angka kurang dari 3 persen. Terakhir, kuadran 4 adalah daerah yang sangat jarang mengalami inflasi, namun pernah melebihi 3 persen.
“Salah satu yang masuk dalam kuadran 3 adalah Kota Bandung dengan frekuensi nol dan inflasi tahunan yang sangat kecil, yaitu 0,63 persen dibandingkan 10 daerah lainnya di kuadran yang sama,” ungkapnya.
Amalia mengakui bahwa kenaikan komoditas inflasi kelompok makanan, minuman, dan tembakau merupakan dampak dari perayaan Natal dan tahun baru.
“Memang permintaannya tinggi saat Natal dan tahun baru. Sehingga inflasi biasanya relatif tinggi setiap tahunnya. Namun, tahun ini sedikit lebih rendah dibandingkan bulan sebelumnya, yaitu 1,07 persen,” ujarnya. (din)
