Suarapena.com, JAKARTA – Tren minum kopi sambil nongkrong bersama rekan kerja dan teman-teman sehabis beraktivitas tidak hanya berdampak pada menjamurnya kedai kopi di Indonesia.
Tren ini juga meningkatkan ketertarikan masyarakat, terutama generasi muda, untuk menjadi barista profesional.
Data dari Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbud-Ristek) menunjukkan peningkatan jumlah peserta pelatihan barista terampil sebesar 240% dalam tiga tahun terakhir.
Pada 2020, terdapat 455 peserta didik barista, meningkat menjadi 1.075 pada 2021, dan mencapai 1.130 pada 2022.
Meski demikian, profesi barista masih sering dipandang sebelah mata. Banyak yang menganggap profesi ini kurang “oke”. Padahal, barista adalah salah satu profesi di subsektor kuliner yang menjanjikan di masa depan.
Seorang barista tidak sekadar menyeduh kopi, tetapi juga menjadi kunci penting dalam menentukan nikmat tidaknya segelas kopi yang disajikan.
Barista profesional harus mampu memilih biji kopi terbaik, menggiling dengan baik, serta memahami metode penyeduhan yang tepat.
Selain meracik kopi seperti espresso, cappuccino, atau americano, barista juga harus memiliki keterampilan latte art atau seni melukis di atas kopi.
Membutuhkan waktu setidaknya empat bulan untuk menciptakan latte art yang sempurna, barista harus terus berlatih dan berpikir kreatif untuk menciptakan berbagai macam lukisan unik di permukaan kopi.
Keterampilan mengolah kopi tidak akan maksimal tanpa sertifikasi barista. Sertifikasi menjadi bukti bahwa kemampuan seorang barista diakui secara profesional, memberikan nilai tambah di tengah persaingan yang ketat, baik di dalam maupun di luar negeri.
Profesi barista juga bisa membawa nama baik Indonesia di kancah internasional. Banyak kompetisi yang memperlombakan keterampilan meracik kopi kelas dunia, dan barista asal Indonesia sering menorehkan prestasi.
Mikael Jasin, barista profesional Indonesia, berhasil meraih Juara 1 dalam World Barista Championship 2024 di Busan, Korea Selatan, mengalahkan 53 barista dari berbagai negara.
Sebelumnya, Mikael menduduki peringkat ke-4 pada 2019 dan peringkat ke-7 pada 2021.
Barista Ryan Wibawa juga sukses mengharumkan nama Indonesia dengan menempati peringkat ke-3 dalam World Brewers Cup 2024 di Chicago, Amerika Serikat.
Ini merupakan pencapaian luar biasa karena pertama kalinya perwakilan Indonesia masuk tiga besar dalam kompetisi tingkat dunia ini.
Barista perempuan juga tidak kalah berprestasi. Mandie Soengkono, barista perempuan Indonesia, berhasil menempati peringkat kedua dalam kompetisi cupping, World Cup Tasters Championship 2023 di Yunani.
Hebatnya, Mandie menjadi satu-satunya barista perempuan di babak final!
Melihat banyaknya peminat profesi barista, tidak menutup kemungkinan akan semakin banyak barista berprestasi yang membawa nama Indonesia di kancah internasional. (sp/prk)