Suarapena.com, JAKARTA – Taman Mini Indonesia Indah (TMII) berubah menjadi pusat spiritual pada Selasa (14/5/2024), saat para Biksu Thudong memulai perjalanan suci mereka ke Candi Borobudur.
Perjalanan ini, yang bertepatan dengan perayaan Hari Tri Suci Waisak 2568 BE, merupakan bagian dari upaya InJourney Group untuk mempromosikan kegiatan spiritual yang mencerminkan harmoni dan keberagaman Indonesia.
Ribuan orang berkumpul di TMII untuk menyaksikan prosesi yang penuh warna ini, yang menampilkan penerimaan simbolis bendera merah putih, bendera majelis Buddha, dan roda Dharma oleh para Biksu.
Acara ini juga diiringi doa bersama dari enam agama yang berbeda, menegaskan nilai-nilai persaudaraan dan keberagaman bangsa.
Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Sandiaga Salahudin Uno, yang hadir dalam acara tersebut, menekankan pentingnya perayaan Waisak di Candi Borobudur, yang tidak hanya memiliki nilai sakral tetapi juga potensi untuk menarik wisatawan hingga 300 ribu orang.
“Ini akan memberikan dampak ekonomi yang signifikan, terutama pada sektor penginapan di sekitar Borobudur dan Yogyakarta,” ujar Sandiaga, Rabu (15/5/2024).
Wakil Menteri BUMN, Kartika Wirjoatmodjo, juga menyambut kedatangan 40 Biksu di Sasana Langen Budoyo, TMII. Ia menggarisbawahi bahwa Borobudur adalah salah satu dari 5 Destinasi Pariwisata Super Prioritas dan menjadi tempat penting bagi umat Buddha untuk beribadah.
Hal senada juga disampaikan oleh Direktur Pemasaran dan Program Pariwisata InJourney, Maya Watono.
Maya menjelaskan bahwa TMII dipilih sebagai titik awal ritual karena kaya akan nilai budaya dan simbol keberagaman Indonesia. Prosesi pelepasan Biksu Thudong kali ini dianggap sangat istimewa, dengan kehadiran masyarakat umum yang turut serta menjadi bukti harmonisasi yang kuat.
InJourney juga berkomitmen untuk mengembangkan Candi Borobudur sebagai tujuan wisata spiritual, yang tidak hanya menarik bagi wisatawan domestik tetapi juga internasional, dengan menonjolkan warisan, budaya, dan nilai-nilai spiritual yang ada.
Dengan pelepasan burung merpati dan larung lentera harapan, acara ini menjadi simbol perdamaian dan harapan yang abadi, mengukuhkan TMII dan Candi Borobudur sebagai pusat spiritual yang mempersatukan berbagai elemen bangsa. (sp/pr)