Suarapena.com, MAKASSAR – OJK Sulawesi Selatan-Barat (Sulselbar) melaporkan bahwa industri jasa keuangan di Sulawesi Selatan (Sulsel) telah mengalami pertumbuhan sebesar 10 persen pada Desember 2023, mencapai nilai total Rp192,17 triliun.
“Peningkatan ini dipicu oleh fungsi intermediasi yang kuat dan tingkat risiko yang tetap terkendali, yang memungkinkan industri keuangan untuk tumbuh sebesar 10 persen dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya,” ujar Darwisman, Kepala Perwakilan OJK Sulselbar, dalam pernyataan persnya di Makassar, Sabtu (10/2/2024).
Menurutnya, secara nominal, kinerja industri keuangan yang mencapai Rp192,17 triliun, terdiri dari aset Bank Umum sebesar Rp188,64 triliun dan aset BPR sebesar Rp3,53 triliun.
Sementara itu, Dana Pihak Ketiga (DPK) mengalami pertumbuhan sebesar 9,13 persen dibandingkan tahun sebelumnya, mencapai Rp127,67 triliun.
Selain itu, penyaluran kredit juga mengalami pertumbuhan signifikan sebesar 13,15 persen, mencapai Rp157,62 triliun.
Darwisman menambahkan, dari sisi kinerja intermediasi perbankan Sulsel terjaga dengan Loan To Deposit Ratio (LDR) sebesar 122,22 persen.
Industri perbankan syariah juga menunjukkan pertumbuhan yang positif pada Desember 2023. Aset perbankan syariah tumbuh sebesar 14,73 persen menjadi Rp14,58 triliun, dengan penghimpunan DPK yang meningkat 18,89 persen menjadi Rp10,22 triliun, dan penyaluran pembiayaan yang tumbuh sebesar 13,28 persen menjadi Rp11,86 triliun.
“Tingkat intermediasi perbankan Syariah juga tinggi, mencapai 116,13 persen dengan tingkat Non-Performing Financing yang aman sebesar 2,42 persen,” tambahnya.
Khususnya untuk realisasi kredit kepada UMKM di Sulsel pada Desember 2023, terjadi pertumbuhan sebesar 9,50 persen dibandingkan tahun sebelumnya yakni mencapai Rp60,32 triliun dengan share sebesar 39,00 persen dari total kredit yang disalurkan Bank Umum di Sulsel. (*)
Ikuti update berita kami di Google News