Suarapena.com, BANDUNG – Tubagus Agus Mulyadi, Kepala Bagian Perekonomian Setda Kota Bandung, menyatakan bahwa inflasi Kota Bandung pada bulan November 2023 mencapai 2,36% (YoY), angka terendah di antara 7 kota yang menjadi sampel perhitungan inflasi oleh BPS. Kota-kota lainnya adalah Depok 2,54%, Tasikmalaya 3,11%, Bogor 3,64%, Sukabumi 3,03%, Cirebon 3,27% dan Bekasi 3,06%.
Menurutnya, inflasi di Kota Bandung dipengaruhi oleh beberapa komoditas, seperti cabai merah 0,09%, cabai rawit 0,06%, bawang merah 0,03%, telur ayam ras 0,02%, beras 0,01%, nasi dengan lauk 0,01%, rokok kretek filter 0,01% dan cabai merah sebagai penyumbang inflasi terbesar.
Hal ini disebabkan oleh gagal panen dan perubahan iklim El Nino yang menyebabkan pasokan berkurang, meskipun secara umum komoditas pangan Kota Bandung masih stabil, kecuali aneka cabai yang harganya belum stabil dan terus berubah-ubah karena cuaca.
Ia juga menjelaskan bahwa Kota Bandung merupakan kota konsumsi, sehingga sebagian besar bahan pangan didatangkan dari luar Kota Bandung. Jika pasokan bahan pangan terganggu karena produksi daerah produsen berkurang, maka pasokan akan berkurang untuk memenuhi kebutuhan masyarakat.
Untuk menjaga ketahanan pangan, ia mengatakan bahwa ada beberapa aktivitas yang dilakukan, seperti deteksi dini harga Kepokmas di pasar tradisional dan modern sebagai bahan kebijakan dalam pengendalian inflasi komoditas pangan di Kota Bandung.
Selain itu, ada juga optimalisasi Buruan Sae dengan OTG (Organik Tower Garden), gerakan pangan murah, pasar murah, Bansos, operasi pasar murah beras medium dan ATM beras.
Ia menambahkan, untuk beberapa bulan ke depan, suhu geopolitik dan masa kampanye calon presiden dan wakil presiden yang dimulai tanggal 28 November 2023 – 10 Februari 2023 akan berpengaruh dalam pengendalian inflasi di Kota Bandung, terutama permintaan bahan-bahan kampanye seperti spanduk dan sembako untuk sumbangan kampanye.
“Oleh karena itu, diperlukan kerjasama antara OPD anggota TPID Kota Bandung dalam melaksanakan strategi 4K sebagai penguatan TPID untuk mengendalikan inflasi dan menghadapi situasi geopolitik dan tahun politik,” tuturnya. (yan)