Suarapena.com, MAGELANG – Malam penuh cahaya di Borobudur, saat ratusan lampion terbang tinggi, membawa doa dan harapan dalam peringatan Hari Waisak 2568 BE/2024.
Di lapangan Marga Utama Candi Borobudur, Kabupaten Magelang, keindahan dan kedamaian menyatu dalam perayaan yang dihadiri oleh berbagai lapisan masyarakat.
Sekretaris Daerah Provinsi Jawa Tengah, Sumarno, bersama masyarakat, melepaskan lampion sebagai simbol toleransi dan persatuan.
“Festival lampion kemarin bukan hanya penutupan dari perayaan Tri Suci Waisak Nasional, tapi juga pembuka pintu bagi semua umat untuk bersama-sama merayakan keberagaman,” ujar Sumarno, Jumat (24/5/2024).
Kegiatan ini, terbuka untuk umum, menarik perhatian tidak hanya umat Buddha dari berbagai daerah dan negara, tapi juga masyarakat umum yang ingin menjadi bagian dari perayaan ini.
“Ini adalah wujud nyata dari kerukunan antarumat beragama, dimana kita semua bisa bersatu dalam cahaya lampion,” tambah Sumarno dengan penuh harap.
Tanto Harsono, Ketua II DPD Perwakilan Umat Buddha Indonesia (Walubi) Jawa Tengah, mengungkapkan rasa terima kasihnya kepada Pemerintah Provinsi Jawa Tengah atas dukungan penuh dalam penyelenggaraan acara ini.
“Dari karya bakti hingga festival lampion, semuanya berjalan lancar berkat koordinasi dan dukungan yang luar biasa,” kata Tanto.
Perayaan Waisak di Borobudur ini tidak hanya menjadi momen spiritual yang mendalam, tapi juga ajang yang memperkuat ikatan sosial antar warga.
Dengan pelepasan lampion yang melambangkan cahaya pencerahan, Borobudur malam kemarin tidak hanya diterangi oleh cahaya bintang, tapi juga oleh cahaya kebersamaan dan kedamaian. (sp/pr)