Rekayasa lalulintas dengan sistem satu jalur yang diterapkan dinilai tidak efektif mengurai kemacetan. Arus lalulintas lumpuh, hingga Senin (21/8/17) malam terpantau masih macet total dari dua arah. Antrean panjang kendaraan roda empat dan lebih serta roda dua, tampak mengular hingga berkilo meter.
“Saya merasa dirugikan dengan adanya pembongkaran jembatan ini. Bukannya saya tidak mendukung program pemerintah, tapi seharusnya pemerintah juga mempertimbangkan dampak yang dirasakan warganya dengan menerapkan sistem yang lebih optimal,” kata Ardi (40) pengguna jalan warga Cigombong.
Dia mengaku dirugikan dengan kondisi yang terjadi. Akibat lumpuhnya lalulintas, perjalananya menuju tempat kerja jadi terhambat.
“Mungkin harusnya diaiapkan dulu, misalnya dengan membangun jembatan darurat sebelum jembatan dibongkar, agar arus lalulintas tidak terhambat seperti sekarang ini,” ujarnya.
Sementara itu, Rika (28), pengguna jalan lainnya juga mengaku terkendala.
“Gara-gara macet ini saya jadi terlambat masuk kerja. Saya minta pada pemerintah untuk mengkaji ulang dampak yang ditimbulkan oleh proyek itu terhadap pengguna jalan, sebelum pekerjaan dilanjutkan,” ujarnya.
Sebelumnya, Kapolsek Caringin AKP Fitra Zuanda menginformasikan bahwa pihak Kepolisian akan memberlakukan rekayasa lalulintas buka tutup di jalur itu pada Minggu mulai pukul 00.00 WIB.
Sehubungan dengan hal tersebut, pihak kepolisian mengimbau kepada masyarakat seluruh pengguna jalan di jalur Bocimi untuk memilih jalur alternatif, karena ada kemungkinan terjadi kemacetan.
“Para pengguna jalan bisa memilih jalur alternatif Cihideung atau jalur alternatif lain yang bisa dilalui untuk menghindari kemacetan,” ujarnya. (den/cek)