SUARAPENA.com – Cawagub DKI Djarot Saiful Hidayat berharap agar keeukunan antar sesama tetap dijaga di tengaj panasnya situasi menjelang Pilgub putaran 2.
“Saya minta kerukunan sesama dijaga. Jangan karena pilkada tercerai-berai. Seluruh pendukung Basuki-Djarot jaga sopan santun, tidak menakut-nakuti dan memaksakan kehendak, tidak saling mengkafirkan,” katanya di hadapan warga RW 08, Kelurahan Jati Pulo, Kecamatan Palmerah, Jakarta Barat, Senin (13/3/2017).
Dia juga menyinggung soal penolakan mensalatkan warga yang meninggal. Menurutnya, terhadap orang yang meninggal, ada kewajiban bagi yang hidup untuk mensalatkan jenazah. Apabila menolak, orang tersebut telah melakukan dosa.
“Yang meninggal dunia harus disalatkan. Kalau ada yang menolak, minta ke Haji Nurdin untuk disalatkan. Padahal itu fardu kifayah, nanti dosa semua kalau nggak disalatkan,” tuturnya.
Mantan Wali Kota Blitar itu pun bertanya kepada warga apakah pernah melihat dirinya berbicara kasar dan menyinggung perasaan orang lain. Djarot sendiri mengaku tak keberatan apabila disebut kafir oleh warga.
“Pernah nggak saya bicara kasar, menyinggung yang lain? Silahkan kafirkan, saya terima. Yang tahu saya luar-dalam cuma Allah,” ungkapnya.
Dia juga bercerita tentang pengalamannya saat sempat tidak diperbolehkan masuk ke Masjid At-Tin untuk mengikuti peringatan Supersemar. Dia mengingatkan kepada warga agar tak menyimpan dendam bila mengalami hal seperti dirinya.
“Kemarin di Masjid At-Tin saya dikata-katain, tidak apa-apa, tetap senyum. Karena mereka belum sadar, masih tertutup hatinya. Saya minta kepada semua, jangan simpan benci dan dendam. (Terhadap orang) yang suka mengkafirkan, tolong dimaafkan, biarkan saja, nggak apa-apa,” sambungnya. (sng/nth/imk)