SUARAPENA.com – Dampak kerugian akibat bencana banjir dan longsor yang terjadi di Kabupaten Limapuluh Kota Provinsi Sumatera Barat pada Jumat (3/3/2017) diperkirakan mencapai Rp252,9 miliar. Demikian diungkapkan oleh Kepala Pusat Data Informasi dan Humas, Sutopo Purwo Nugroho, Senin (13/2/2017).
Dia mengungkapkan, kerugian dan kerusakan di Kabupaten Limapuluh Kota meliputi bidang pendidikan, pertanian, pekerjaan umum, perikanan, kesehatan, dan perdagangan.
“Kerugian ekonomi ini di luar dari korban jiwa 8 orang meninggal dunia, dan 3 orang luka berat yang tidak dapat untuk dikuantifikasi nilainya,” ungkapnya.
Dampak kerusakan akibat banjir dan longsor cukup luas meliputi 3.482 rumah terendam, di 11 kecamatan yang meliputi 40 Nagari. Saat ini seluruh korban meninggal telah dikembalikan kepada keluarganya. Untuk korban luka berat yang dirawat di RSUD Adnaan WD Payakumbuh telah kembali ke rumahnya masing-masing.
Secara umum, lanjutnya, penanganan darurat berjalan dengan cukup baik melalui koordinasi lintas sektor. Masa tanggap darurat hingga 16/3/2017, dan BNPB terus mendampingi BPBD dalam penanganan darurat.
Penanganan darurat difokuskan untuk meningkatkan ekonomi lokal masyarakat, mengingat selama bencana masyarakat tidak dapat bekerja. Pemerintah memberikan bantuan cash for work, BNPB memberikan bantuan Rp50 ribu per hari selama 10 hari kepada 3.482 KK yang rumahnya terdampak langsung banjir dan longsor. Total bantuan cash for work sebesar Rp1,74 milyar.
Kegiatan cash for work antara lain kerja bakti lingkungan dan permukiman, perbaikan darurat sarana prasana lingkungan, dan sebagainya.
Jalan nasional yang putus di km 187 sudah bisa dilalui kendaraan besar, sehingga jalur distribusi untuk ekonomi sudah bisa berjalan. Komunikasi melalui sinyal seluler di Kecamatan Pangkalan sudah aktif kembali dan di Kecamatan Kapur IX tinggal di Nagari Koto Lamo yang masih terganggu. Perbaikan pipa PDAM masih terus dilakukan.
Instalasi air bersih di Kecamatan Pangkalan 90% sudah terpenuhi. 99% wilayah terdampak bencana banjir dan tanah longsor di Kab Limapuluh kota telah kembali dapat teraliri aliran listrik.
“Kegiatan belajar mengajar di sekolah yang terkena banjir sudah aktif kembali, tetapi beberapa anak yang rumahnya terdampak belum kembali bersekolah,” tambahnya. (sng)