Scroll untuk baca artikel
Sejarah

Lafran Pane, Pendiri HMI dan Pahlawan Nasional Indonesia

×

Lafran Pane, Pendiri HMI dan Pahlawan Nasional Indonesia

Sebarkan artikel ini
Pendiri HMI dan Pahlawan Nasional, Lafran Pane.

Suarapena.com, JAKARTA – Lafran Pane, seorang akademisi Indonesia, dikenal sebagai pendiri Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) dan dianugerahi gelar Pahlawan Nasional.

Lafran Pane lahir pada 5 Februari 1922 di Padang Sidempuan, Sumatera Utara. Ia merupakan anak keenam dari keluarga Sutan Pangurabaan Pane, yang juga termasuk sastrawan dan seniman seperti kakak-kakaknya, Sanusi Pane dan Armijn Pane.

Advertisement
Scroll ke bawah untuk lihat konten

Lafran Pane menempuh pendidikan di berbagai sekolah hingga akhirnya melanjutkan ke Sekolah Tinggi Islam (STI), yang sekarang dikenal sebagai Universitas Islam Indonesia (UII). Sebelum lulus di UII, ia memutuskan untuk pindah ke Akademi Ilmu Politik (AIP) Universitas Gadjah Mada sampai lulus.

Pada 5 Februari 1947, Lafran Pane bersama 14 rekannya mendirikan Himpunan Mahasiswa Islam (HMI). Organisasi ini bertujuan mempertahankan negara Republik Indonesia, meningkatkan derajat rakyat, serta mengembangkan ajaran Islam. Meskipun banyak yang terlibat, hanya Lafran Pane yang dikenang sebagai pendiri HMI.

Berita Terkait:  HMI Universitas Islam As Syafi’ah Berikan Santunan Anak Yatim

Lafran Pane percaya bahwa Islam tidak hanya mengatur hubungan manusia dengan Tuhan, tetapi juga dengan sesama manusia. Dengan mendirikan HMI, ia ingin memberikan peran lebih tinggi bagi Islam di kalangan mahasiswa dan mengurangi fanatisme kelompok.

Berita Terkait:  Film Lafran, Kisah Inspiratif Pendiri HMI yang Menyentuh Jiwa dan Semangat Nasionalisme

Lafran Pane juga dikenal sebagai penulis. Beberapa artikelnya meliputi topik seperti Kebudayaan Islam di Indonesia, wewenang Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR), dan perubahan konstitusional.

Berkat jasa-jasanya, Lafran Pane dianugerahi gelar Pahlawan Nasional oleh Presiden Joko Widodo pada 6 November 2017.

Lafran Pane wafat pada 25 Januari 1991, meninggalkan warisan berharga bagi pergerakan mahasiswa dan bangsa Indonesia. (sp/bbs)

Eksplorasi konten lain dari Suarapena.com | Suara Pena Mata Hati Bangsa

Langganan sekarang agar bisa terus membaca dan mendapatkan akses ke semua arsip.

Lanjutkan membaca