Scroll untuk baca artikel
Kultural

Pandangan Islam Terhadap Politik, Berikut Dalil-dalilnya

×

Pandangan Islam Terhadap Politik, Berikut Dalil-dalilnya

Sebarkan artikel ini
pandangan Islam terhadap politik
Pandangan Islam terhadap politik. Foto: Ilustrasi/Net

Suarapena.com, BEKASI – Islam adalah agama yang lengkap dan sempurna, yang mengatur seluruh aspek kehidupan manusia, baik yang bersifat individu maupun sosial. Salah satu aspek kehidupan sosial yang penting dan tidak dapat diabaikan adalah politik.

Politik adalah seni dan ilmu mengatur urusan masyarakat dan negara, yang berkaitan dengan kekuasaan, kebijakan, hukum, dan kemaslahatan umum. Dalam pandangan Islam, politik bukanlah sesuatu yang kotor, buruk, atau jahat, sebagaimana anggapan sebagian orang. Politik adalah bagian dari risalah Islam yang harus dilaksanakan oleh kaum muslimin dengan berdasarkan pada aturan dan moral yang diajarkan oleh Allah dan Rasul-Nya.

Advertisement
Scroll ke bawah untuk lihat konten

Islam dan politik adalah dua hal yang integral dan tidak dapat dipisahkan. Islam tidak hanya mengatur ibadah secara vertikal antara manusia dengan Allah, tetapi juga mengatur hubungan horizontal antara manusia dengan sesamanya, termasuk dalam bidang politik.

Islam juga tidak hanya mengajarkan tentang akidah, syariah, dan akhlak, tetapi juga tentang siyasah, yaitu tata cara pemerintahan dan hubungan internasional. Islam memandang politik sebagai sarana untuk mewujudkan tujuan-tujuan agama, yaitu menyebarkan dakwah, menegakkan syariah, menjaga keadilan, melindungi hak-hak rakyat, dan mensejahterakan masyarakat.

Berita Terkait:  Perbandingan Merayakan Tahun Baru Hijriyah dan Tahun Baru Masehi, Bagaimana Pandangan Islam?

Beberapa argumen yang memperkuat hubungan antara Islam dan politik adalah sebagai berikut:

Pertama, Islam adalah agama universal yang mencakup semua unsur kehidupan. Allah berfirman dalam surat Al-Maidah ayat 3:

الْيَوْمَ أَكْمَلْتُ لَكُمْ دِينَكُمْ وَأَتْمَمْتُ عَلَيْكُمْ نِعْمَتِي وَرَضِيتُ لَكُمُ الْإِسْلَامَ دِينًا

“Pada hari ini telah Kusempurnakan untuk kamu agamamu, dan telah Ku-cukupkan kepadamu nikmat-Ku, dan telah Ku-ridhai Islam itu jadi agama bagimu.”¹

Ayat ini menunjukkan bahwa Islam adalah agama yang sempurna dan tidak membutuhkan tambahan atau pengurangan dari sumber-sumber lain. Oleh karena itu, Islam mengatur semua aspek kehidupan manusia, baik yang bersifat ibadah maupun muamalah, termasuk politik.

Kedua, Islam adalah agama yang berdasarkan pada wahyu Allah yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW sebagai utusan-Nya. Allah berfirman dalam surat An-Nisa ayat 59:

Berita Terkait:  Konflik Dugaan Intoleransi Peribadatan Umat Kristiani di Bekasi Berakhir Damai

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا أَطِيعُوا اللَّهَ وَأَطِيعُوا الرَّسُولَ وَأُولِي الْأَمْرِ مِنْكُمْ ۖ فَإِنْ تَنَازَعْتُمْ فِي شَيْءٍ فَرُدُّوهُ إِلَى اللَّهِ وَالرَّسُولِ إِنْ كُنْتُمْ تُؤْمِنُونَ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ ۚ ذَٰلِكَ خَيْرٌ وَأَحْسَنُ تَأْوِيلًا

“Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul (Nya), dan ulil amri di antara kamu. Kemudian jika kamu berlainan pendapat tentang sesuatu, maka kembalikanlah ia kepada Allah (Al Quran) dan Rasul (sunnahnya), jika kamu benar-benar beriman kepada Allah dan hari kemudian. Yang demikian itu lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya.”²

Ayat ini menegaskan bahwa sumber otoritas tertinggi dalam Islam adalah Allah dan Rasul-Nya, yang harus ditaati oleh semua kaum muslimin. Ulil amri di antara kaum muslimin adalah mereka yang memiliki tanggung jawab untuk mengurus urusan mereka, seperti para pemimpin, ulama, dan tokoh masyarakat.

Mereka harus mengikuti petunjuk Allah dan Rasul-Nya dalam menjalankan tugas-tugas mereka, termasuk dalam bidang politik. Jika terjadi perselisihan atau perbedaan pendapat, maka harus dirujuk kembali kepada Al-Quran dan sunnah sebagai sumber hukum tertinggi.

Berita Terkait:  Sejarah Kelahiran Nabi Muhammad SAW: Dari Tahun Gajah Hingga Khatamul Anbiya

Ketiga, Islam adalah agama yang mengajarkan tentang tanggung jawab sosial dan kepedulian terhadap sesama. Rasulullah SAW bersabda:

“Barangsiapa di pagi hari perhatiannya kepada selain Allah, maka Allah akan berlepas dari orang itu. Dan barangsiapa di pagi hari tidak memperhatikan kepentingan kaum muslimin maka ia tidak termasuk golongan mereka (kaum muslimin).”³

Hadis ini menunjukkan bahwa seorang muslim harus selalu memperhatikan kepentingan dan kemaslahatan umat Islam, serta tidak abai terhadap urusan mereka. Seorang muslim juga harus berusaha untuk mencegah kemungkaran dan menegakkan kebaikan di masyarakat, sesuai dengan sabda Rasulullah SAW:

“Barangsiapa di antara kamu melihat kemungkaran, maka hendaklah ia mengubahnya dengan tangannya; jika tidak mampu, maka dengan lisannya; jika tidak mampu, maka dengan hatinya; dan yang demikian itu adalah selemah-lemah iman.”

Dari sini dapat dipahami bahwa politik adalah salah satu cara untuk mengubah kemungkaran menjadi kebaikan, dengan menggunakan kekuasaan, kebijakan, hukum, dan kemaslahatan umum sebagai alatnya. (*)