Suarapena.com, BANDUNG – Di Pendopo Wali Kota Bandung, tawa ceria, alunan melodi dawai, dan gemerlap wastra Nusantara menyatu dengan indahnya dalam acara bertajuk Sora Wanodja Nusantara.
Acara yang diadakan oleh komunitas perempuan Sora Wanodja Bandung dan Petik Cantik Nusantara (PCN) Yogyakarta ini bukan sekadar perayaan seni, melainkan juga ruang perjumpaan perempuan lintas daerah yang merayakan kekayaan budaya Indonesia.
Di tengah suasana yang hangat dan penuh semangat, sekitar 150 tamu dari berbagai komunitas sosial, pelestari budaya, dan pencinta busana etnik berkumpul untuk menyaksikan paduan seni yang menggugah hati.
Tak hanya menyuguhkan pertunjukan musik yang memukau, Sora Wanodja Nusantara menjadi panggung solidaritas yang menampilkan cinta mendalam terhadap tenun, musik dawai seperti ukulele dan biola, serta kekayaan warisan budaya tanah air.
Ketua TPP PKK Kota Bandung, Aryatri Benarto Farhan, yang akrab disapa Teh Aya, turut menyemarakkan acara dengan memainkan ukulele bersama anggota komunitas Sora Wanodja.
Dalam suasana yang penuh keakraban, Teh Aya menceritakan kisahnya mengenal komunitas ini, yang dimulai saat dirinya mendampingi suaminya dalam kampanye di Bandung.
“Awalnya saya diajak latihan ukulele sambil mengenakan kebaya setiap Rabu. Dari sana, saya bertemu ibu-ibu yang sangat mencintai budaya dan seni, dan saya merasa sangat diterima,” kenang Teh Aya.
Sora Wanodja, yang mengusung konsep perempuan dan seni sebagai medium pelestarian budaya, tampil dalam busana tradisional Nusantara, memperlihatkan kecintaan mereka terhadap kain tenun khas Jawa Barat. Mereka berkolaborasi dengan PCN Yogyakarta, yang juga mengusung semangat yang sama dalam mempromosikan budaya lewat alat musik tradisional dan pakaian kebaya.
Acara ini, yang direncanakan menjadi agenda tahunan, bertujuan untuk memperluas pengaruhnya dalam pelestarian budaya dan pemberdayaan perempuan melalui seni. Dalam sambutannya, Teh Aya mengajak seluruh hadirin untuk terus solid, bertahan, dan setia pada semangat yang membangun Sora Wanodja.
“Jangan pernah berhenti belajar, berkarya, dan menjadi inspirasi bagi sesama perempuan,” pesan Teh Aya yang mengingatkan semangat Kartini di hari yang penuh makna tersebut.
Selain penampilan musik yang menggugah, acara ini juga menampilkan segmen Selayang Pandang Tenun Jawa Barat serta peragaan busana dari Tenun Rio dan Tenun Evi. Para pengunjung pun dimanjakan dengan keberagaman produk unggulan daerah, memperlihatkan keindahan tenun tradisional yang masih lestari.
Ketua pelaksana acara, Novianty Kasoem, menegaskan bahwa tujuan acara ini bukan hanya untuk tampil, tetapi juga untuk membangun sinergi antara pemerintah daerah, pelaku industri tekstil, UMKM, desainer, serta sponsor dalam mendukung promosi produk-produk unggulan Jawa Barat.
“Kami ingin menciptakan jejaring yang kuat untuk mempromosikan produk unggulan daerah melalui pendekatan budaya,” ungkap Novi.
Sora Wanodja Nusantara berhasil menyatukan seni, budaya, dan solidaritas perempuan, menjadikannya lebih dari sekadar sebuah acara, tetapi juga sebuah gerakan yang memperkuat semangat kebersamaan dalam melestarikan warisan budaya Nusantara. (sp/rob)