Oleh M. N. Jabir,
Dosen, Direktur Rumi Institute
ADALAH pancaran keindahan Ilahi, Namun yang itu, bukan kekasih, Adalah pencipta, Namun yang seolah-olah indah itu, bukan makhluk.
– Maulana Rumi –
Bait syair di atas sebenarnya terkait dengan keindahan perempuan. Maulana Rumi ingin menjelaskan, perempuan pada hakikatnya bukan wadah cinta seorang pria, namun hal itu terjadi karena adanya pancaran keindahan Ilahi di dalam diri seorang perempuan. Perempuan adalah jelmaan Ilahi dalam pakaian makhluk.
Sebab itu, cinta, keindahan, kelembutan yang hadir di dalam diri tak berasal dari kecintaan kita pada seorang perempuan, namun semuanya berasal dari pancaran Ilahi, dan di sanalah cinta bertajalli atau termanifestasi.
Apa yang nampak dan yang kita saksikan di luar kemudian merenggut hati, dan selanjutnya secara lahiriyah kita sebut makhluk, pada hakikatnya adalah jelmaan dari keindahan Ilahi, namun kita selalu saja melihat jelmaan Ilahi tersebut dalam bentuk makhluk.
Dari sini kita akan memahami pandangan Maulana Rumi tentang perempuan bahwa, perempuan adalah manifestasi sifat rahmani Ilahi. Sebagaimana Ibnu Arabi dalam Fash Muhammadi menjelaskan bahwa perempuan adalah manifestasi Ilahi yang paling agung. Sebab itu, perempuan bagi seorang Arif, kreasi tajalli Ilahi yang paling sempurna. (*)
Twitter: @Filsafat_Muslim, @Ruminstitute