Suarapena.com, SEMARANG – Pemerintah Provinsi Jawa Tengah (Pemprov Jateng) makin serius mengawal program Makan Bergizi Gratis (MBG). Untuk memastikan makanan yang dikonsumsi siswa, ibu hamil, ibu menyusui, dan balita tetap aman dan berkualitas, Pemprov resmi membuka hotline pengaduan MBG di nomor 0811-2622-000.
Lewat layanan ini, masyarakat bisa menyampaikan keluhan, pertanyaan, hingga laporan darurat, termasuk jika menemukan menu tak layak konsumsi atau mengalami gejala keracunan akibat makanan MBG.
“Ini bukan hanya soal dugaan keracunan, tapi juga soal kualitas menu. Kalau ada makanan yang rasanya aneh, tidak higienis, atau porsinya tidak sesuai, masyarakat bisa langsung lapor,” kata Kepala Dinas Kesehatan Jateng, Yunita Dyah Suminar, Senin (13/10/2025).
Tak hanya di tingkat provinsi, seluruh 35 kabupaten/kota di Jateng juga memiliki saluran pengaduan sendiri. Yakni SaberMaya Dinkes Kota Magelang: 0851-4835-8535, Lapor Cepat Dinkes Banjarnegara: 0812-2900-1003, Hotline MBG Blora: 0811-2655-60, hingga Hotline MBG Kota Pekalongan: 0852-2615-0966.
Yunita menjelaskan, semua laporan yang masuk akan segera ditindaklanjuti. Dinas Kesehatan akan berkoordinasi dengan Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) dan Badan Gizi Nasional (BGN) untuk melakukan investigasi dan tindak lanjut.
“Kalau ada SPPG yang membandel dan tidak memperbaiki kualitas makanan, kami beri peringatan. Untuk sanksi tegas seperti penutupan, itu wewenang BGN,” tegasnya.
Yunita mengungkap, sudah ada kasus dugaan keracunan yang ditangani, dan dapur penyedia makanan langsung ditutup sementara. Distribusi makanan ke sekolah-sekolah juga dihentikan hingga ada hasil evaluasi menyeluruh.
Adapun hotline ini merupakan respons atas instruksi langsung Gubernur Jawa Tengah, Ahmad Luthfi, yang meminta seluruh Dinas Kesehatan di tingkat provinsi dan kabupaten/kota untuk menyediakan layanan pengaduan, tim pengecekan dan respons cepat, serta media informasi MBG yang aktif.
“Kalau ada kejadian luar biasa seperti keracunan, tim harus segera turun dan lakukan penyelidikan epidemiologi,” tambah Yunita.
Yunita juga mengajak seluruh pihak untuk turut mengawasi dan mendukung program MBG. Mulai dari orang tua, guru, hingga penyedia makanan, diharapkan menjaga komunikasi yang terbuka.
“Kalau ada keluhan dari orang tua ke guru, penyedia makanan jangan menutup telinga. Harus mau mendengar dan bertindak. Koordinasi terus dengan Dinkes soal kebersihan, kualitas bahan, dan kelayakan dapur,” tandasnya. (sp/pr)







