SUARAPENA.COM – Wartawan gerah dengan sikap arogansi yang ditunjukkan oleh Kepala Kejaksaan Negeri (Kajari) Kabupaten Bekasi Risman Tarihoran.
Buntut dari buruknya sikap arogansinya kepada wartawan beberapa waktu menimbulkan aksi demonstrasi dari wartawan.
“Seharusnya dia tahu seperti apa posisinya, kita wartawan bekerja mencari informasi yang memang masyarakat juga harus tahu,” kata Jiovano Nahampun wartawan koran cetak setempat saat beraksi di depan Kejaksaan Negeri Kabupaten Bekasi, Jawa Barat, Kamis (19/10/2017).
Arogansi Risman Tarihoran dianggap telah menunjukkan sikap seorang pejabat publik yang tidak bersahabat. Apalagi, wartawan dalam melakukan peliputan berusaha memberikan informasi yang faktual dari sumber yang berkompeten.
Dalam aksinya, wartawan Kabupaten Bekasi mengumpulkan id card dan membuka baju. Aksi ini dilakukan sebagai simbol gerahnya wartawan terhadap sikap Risman Tarihoran yang dianggap arogan.
Wartawan yang sempat ditolak saat hendak melakukan wawancara Risman ini juga menilai, tidak ada keterbukaan mengenai kasus yang sedang berjalan di Kejaksaan Negeri Kabupaten Bekasi.
“Tidak tahu kenapa dia seperti menutup diri, padahal kan kita hanya ingin konfirmasi mengenai kasus yang sedang ditangani kejaksaan,” ujarnya.
Hal senada diiungkapkan wartawan lainnnya, Arfan. Usai melakukan peliputan mengenai kasus miringnya jembatan Muaragembong dia sempat dipanggil pihak kejaksaan negeri setempat.
Pada awalnya, dia mengira pemanggilan olah pihak kejaksaan berkaitan dengan konfirmasi berita atau pun hak jawab. Akan tetapi, apa yang dia dapatkan justru berbeda dari yang diperkirakan.
“Saya merasa disudutkan saat dipanggil itu. Tidak ada kekerasan fisik tapi kekerasan secara verbal saya dapatkan. Bahkan saya sempat diancam bakal dilaporkan ke polisi. Padahal posisinya saya hanya wartawan, menuliskan apa yang terjadi,” ungkapnya.
Berita Terkait: Dianggap Arogan, Kajari Kabupaten Bekasi Risman Tarihoran Bakal Didemo Wartawan Siang Ini
Wartawan Karawang Bekasi Ekspress ini menyayangkan sikap arogansi pihak Kejaksaan Negeri Kabupaten Bekasi pimpinan Risman Tarihoran. Apalagi sampai berusaha untuk melakukan intimidasi terhadap wartawan.
“Jujur saja saya merasa tidak nyaman diperlakukan seperti itu,” ucapnya.
Sementara itu, Risman Tarihoran akhirnya mau menemui wartawan yang melakukan aksi demonstrasi di depan Kantor Kejaksaan Negeri Kabupaten Bekasi. Sayangnya, tidak ada permintaan maaf yang keluar dari mulutnya sebagai rasa penyesalan.
“Saya bukan tidak mau berbicara dengan wartawan, silakan (bicara). Tapi kalau masalah pribadi jangan dibawa kewartawanan,”
Risman mengaku tidak ada urusan dengan wartawan, dan ketika dikonfirmasi mengenai perlindungan pekerja media yang tertuang dalam undang-undang pers, dia hanya menjawab singkat. “Itu urusan anda,” katanya. (ars)