Suarapena.com, RAMALLAH – Pada Senin dini hari, 20 Januari 2025, Israel membebaskan 90 tahanan Palestina dari Penjara Militer Ofer di wilayah pendudukan Tepi Barat.
Pembebasan ini merupakan bagian dari kesepakatan gencatan senjata dan pertukaran tawanan antara Israel dan kelompok perlawanan Palestina, Hamas yang mulai efektif pada Minggu (19/1/2025).
Masyarakat Palestina yang berkumpul di Beitunia, dekat Ramallah, menyambut para tahanan yang kembali. Namun, suasana berubah tegang ketika tentara Israel menembakkan gas air mata dan bom kejut ke arah kerumunan yang berusaha menghangatkan diri di tengah cuaca dingin.
Sejumlah kendaraan militer dan buldoser Israel segera dikerahkan ke Beitunia untuk membubarkan kerumunan, sementara bus yang membawa tahanan tersebut, dengan pengawalan Komite Palang Merah Internasional (ICRC), bergerak menuju Ramallah untuk menyerahkan para tahanan.
Meskipun proses pembebasan sempat terhambat oleh hilangnya seorang tahanan perempuan dalam verifikasi daftar nama, masalah tersebut akhirnya diselesaikan. Dari 90 tahanan yang dibebaskan, mayoritas adalah perempuan dan anak-anak, dengan sebagian besar berasal dari Tepi Barat dan sisanya dari Yerusalem Timur.
Warga Palestina yang menunggu di dekat penjara dihadang oleh tentara Israel yang menggunakan drone untuk menyemprotkan gas air mata. Militer Israel juga mengingatkan agar warga tidak ikut dalam pawai atau perayaan setelah pembebasan, mengancam akan mengambil tindakan tegas jika peringatan ini diabaikan.
Kesepakatan ini terjadi setelah Hamas, melalui Brigade Al Qassam, menyerahkan tiga sandera perempuan Israel yang dibebaskan pada hari sebelumnya sebagai bagian dari pertukaran tawanan ini. (sp/at)