SUARAPENA.COM – Ketua Bapilu DPC Hanura Kota Bekasi Wembri menyebut ada penumpang gelap dalam partainya. Hal ini disampaikannya melalui siaran pers kepada media di Kota Bekasi, Jawa Barat, Jumat (26/1/2018).
Menurutnya, penumpang gelap tersebut yakni Winoto yang saat ini menjabat sebagai Ketua DPC Hanura Kota Bekasi. Di tengah konflik dua kubu yang terjadi di level pusat, kata Wembri, Winoto telah menunggangi situasi tersebut untuk mendesak digelarnya Musyawarah Cabang Luar Biasa (Muscablub) Hanura Kota Bekasi di kantor DPD Hanura Jawa Barat, belum lama ini.
“Sesuai intruksi DPP jelas dan tegas sekali bahwa stop itu yang namanya Muscablub atau Musdalub. Karena Hanura sepakat menempuh jalur islah, dengan tujuan membesarkan partai. Tapi Winoto justru memanfaatkan dinamika yang ada untuk kepentingan pribadinya menjadi ketua DPC Hanura,” ujarnya.
Dengan situasi yang terjadi saat ini, lanjutnya, Winoto dengan jelas mengabaikan kepentingan partai atau telah melawan kebijakan partai.
“Jadi di sini sebenarnya telah terlihat mana orang yang ingin membesarkan partai dan orang yang hanya ingin memaksakan ambisi pribadinya dengan menunggangi partai,” kecam Wembri.
Dia meminta agar partainya mengambil langkah tegas terhadap oknum-oknum seperti Winoto. Jika hal ini tidak dilakukan, maka keinginan untuk membesarkan partai dianggap tidak akan bisa terwujud.
“Oknum-oknum seperti Winoto inilah yang harus dihilangkan dari partai kalau partai ingin besar,” tukasnya.
Sebagai pengurus Partai Hanura Kota Bekasi, Wembri sendiri mengaku partainya masih dalam kondisi yang baik secara organisasi di bawah kepemimpinan Syaherallayali. Apalagi jika melihat kepentingan partai kedepannya lagi, yakni Pemilu 2019.
“Kami Hanura Kota Bekasi di bawah Syaherallayali solid dan dan siap menghadapi hajat besar di tahun 2019. Jika bicara verifikasi partai sebagai syarat untuk mengikuti Pemilu, kami pun sudah rapi. Jangan sampai kerja partai yang sudah bagus dirusak oleh oknum seperti Winoto,” tegas Ketua Bapilu DPC Hanura Kota Bekasi.
“Jelas intruksi DPP hentikan Muscablub dan Musdalub. Artinya yang dilakukan Winoto itu dagelan. Dan saya beserta kader serta pengurus Hanura tidak akan mengindahkan itu. Kami hanya fatsun atau taat keputusan DPP,” katanya.
Sebelumnya, Ketua Dewan Pembina Partai Hanura Wiranto telah mempertemukan dua Ketua Umum Hanura yang berseberangan, yakni Oesman Sapta Odang (OSO) dan Daryatmo, di Hotel Ritz Charlton, Kuningan, Jakarta, Selasa (23/1/2018).
Usai pertemuan tersebut, Wiranto mengatakan konflik di Hanura sudah selesai pascapertemuan antara dirinya, OSO, dan Daryatmo. “Sudah, sudah selesai. Tidak ada lagi, tidak ada lagi (kubu-kubuan di Hanura),” katanya. (*)