SUARAPENA.COM – Peluang Duet Ridwan Kamil (RK) dan Dedi Mulyadi dalam pencalonan gubernur dan wakil gubernur Jawa Barat diibaratkan Buah Simalakama.
Pengamat Politik dan Peneliti dari Indo Survey & Strategy, Herman Dirgantara menilai RK dan Dedi Mulyadi adalah sosok banyak dikenal masyarakat Jawa Barat. Kendati demikian, akan ada kejanggalan ketika dua tokoh ini dipasangkan dalam pencalonan gubernur dan wakil gubernur.
“Saya kira sulit untuk memasangkan kedunya. Dari sisi elektabilitas, Ridwan Kamil lebih diinginkan publik. Nah apakah mau dia jadi cawagub? Namun kalau Pak Dedi jadi cawagub apakah koalisi partai yang sudah lebih dulu mendukung Pak RK bisa menerima? kalau ada istilah, duet keduanya bisa saya sebut duet simalakama,” ujar Herman saat dihubungi di Jakarta, Sabtu (23/12/2017).
Herman menambahkan, tipisnya peluang agar keduanya bergabung pun makin dipersulit pasca Golkar menarik dukungannya kepada Ridwan Kamil.
“Golkar sebagai partai memang sah-sah saja menarik dukungannya, namun bagaimana penilaian publik? Jika tidak diantisipasi, ini bisa jadi bumerang bagi Golkar sendiri.” tukas Herman.
Sebelumnya, Partai Golkar memutuskan untuk mengusung Dedi Mulyadi dalam pemilihan Gubernur Jawa Barat 2018. Saat ini, partai berlambang pohon beringin itu masih mencari sosok yang tepat untuk dipasangkan dengan Ketua DPD I Golkar Jawa Barat itu. Hanya saja, ada syarat yang harus dipatuhi Ridwan Kamil jika dukungan Golkar kembali diberikan kepadanya.
“Kalau Ridwan Kamil masih mau dengan Golkar, catatannya Dedi Mulyadi yang menjadi wakilnya,” kata Ketua Koordinator Bidang Pemenangan Pemilu Wilayah Jawa dan Sumatera Partai Golkar Nusron Wahid saat dikonfirmasi, Jumat (22/12/2017).
Jika Ridwan Kamil menolak, kata Nusron, maka Dedi Mulyadi masih terbuka peluang untuk berpasangan dengan calon lainnya. Saat ini Golkar dan Dedi Mulyadi menjalin komunikasi intensif dengan partai lain. (sng)