Suarapena.com, TEMANGGUNG – Kesehatan gigi dan mulut anak sangat bergantung pada peran orang tua, terutama ibu. Oleh karena itu, orang tua perlu mendapatkan edukasi tentang cara merawat kesehatan gigi anak, tanpa hanya mengharapkan bantuan dari perawat atau dokter gigi, khususnya untuk anak usia 0-18 tahun.
Demikian disampaikan oleh Dharma Wahyu Edhy, Ketua DPD Persatuan Terapis Gigi dan Mulut Indonesia (PTGMI) Korwil Jateng, dalam diskusi tentang pemeliharaan kesehatan gigi anak di Temanggung, Sabtu (3/2/2024). Ia mengatakan, para ibu harus mendapat informasi dasar tentang tahap dan periode pertumbuhan gigi susu dan gigi permanen, serta berbagai jenis penyakit gigi dan mulut, khususnya karies atau gigi berlubang.
Ia menekankan, merawat kesehatan gigi anak sejak dini sangat penting, karena anak-anak sedang dalam masa tumbuh kembang. Kesehatan gigi sangat berpengaruh pada pertumbuhan dan perkembangan anak, baik secara fisik maupun psikis.
“Selain itu, memberikan edukasi pada anak untuk menyikat gigi setidaknya dua kali sehari, yaitu pagi setelah makan dan malam sebelum tidur sangatlah penting. Selain itu, anak-anak juga harus diberitahu makanan dan minuman apa saja yang bisa merusak gigi,” tambahnya.
Sekar Tadji, dokter gigi dari RSUD Temanggung, menyatakan, kerusakan gigi adalah masalah yang paling sering dialami oleh anak-anak dibandingkan penyakit gigi dan mulut lainnya. Meskipun gigi susu bersifat sementara, namun kebersihan dan kesehatannya tetap harus diperhatikan.
Kehilangan gigi susu secara dini pada anak akan berdampak pada pertumbuhan dan perkembangan wajah, tulang rahang dan oklusi gigi geligi, yang berarti kehilangan keseimbangan struktur, efisiensi pengunyahan dan keharmonisan wajah.
“Biasanya, kehilangan gigi pada anak terjadi karena gigi berlubang yang tidak ditangani atau juga bisa karena trauma,” ujarnya.
Untuk memotivasi perawatan gigi, anak harus dibawa ke dokter gigi. Sehingga anak-anak tidak takut saat memeriksa giginya. Karena setiap anak memiliki perlakuan yang berbeda saat pemeriksaan gigi dan mulut.
“Orang tua saja kalau periksa gigi takut, apalagi anak-anak. Makanya kita rutin memberikan edukasi itu agar anak-anak tidak takut saat memeriksa giginya ke dokter atau Puskesmas,” katanya.
Sekar Tadji menghimbau kepada para orang tua agar menjaga kesehatan gigi anak-anaknya dengan disiplin, konsisten dan berkelanjutan. Dengan demikian, si kecil memiliki gigi yang sehat dan kuat, untuk mendukung tumbuh kembang secara optimal. (fir/ukp)