Oleh Alika Khansa,
Secret Admirer dan Badjingan Kelas Kakap
AKU mendengar bombardir keras sekali sepagi ini. Lucunya, ini adalah perang yang paling nyaman di abad ke sekian dari perang-perang sebelumnya. Gosipnya, sekian puluh juta masyarakat Cina berbondong-bondong masuk ke Indonesia, merebut lapangan pekerjaan orang-orang pribumi. Beberapa pihak tengah mengkritisi program bebas visa yang dikhawatirkan justru disalahgunakan oleh para pendatang Tiongkok.
Agenda setting media salah satu strategi perang urat syaraf para propagandis. Tanpa disadari, dan tak perlu bertanya-tanya lagi perang memang tengah berlangsung akhir-akhir ini. Sudah lama terdengar memang, bagaimana di Cina search engine Google saja tidak bisa menembusnya, mereka justru memilih Baidu, produk mereka sendiri untuk kepentingan kepentingan regionalnya.
Kembali pada perang dan bombardir sebelumnya. Banyaknya pemberitaan yang diberi aroma kebencian kepada Cina, memang mulai tampak entah sejak kapan lamanya, namun semakin terasa menggelegar akhir-akhir ini. Dari segalanya, masyarakat Indonesia dituntun untuk menimang kebenciannya, merawatnya, dan mengasuhnya hingga mengakar dan menguat sampai ke jantungnya.