SUARAPENA.COM – Wali Kota Bekasi Rahmat Effendi membantah tudingan sebagian kalangan yang menyatakan perjalanan dinas ke Ukraina pada pekan lalu merupakan pemborosan anggaran. Hal ini disampaikan Rahmat Effendi saat ditemui di ruang kerjanya, Rabu (27/9/2017) pagi.
Dia mengatakan, kunjungan tugasnya bersama beberapa kepala dinas ke Ukraina murni menggunakan dana pribadi meski merupakan bagian tugas negara.
“Saya sudah mendapat ijin dari negara. Ini diminta langsung oleh Duta Besar yang diberikan kuasa oleh Presiden RI untuk menjadi duta besar di tiga negara, yakni Armenia, Ukraina, dan Georgia. Saya diundang atas nama negara, yang pertama perspektifnya adalah terkait penataan kota,” paparnya.
Dari hasil kunjungannya itu, Rahmat menceritakan kondisi Ukraina yang merupakan wilayah bekas jajahan komunis.
“Kota yang berpuluh-puluh tahun dijajah oleh komunis ini nggak diketemukan adanya tempat sampah tapi bersih, infrastruktur jalannya bagus, utilitasnya tertata,” ulas dia.
Menurutnya, kunjungan yang dilakukannya ke Ukraina juga berhubungan dengan kerjasama yang dibangun antara Ukraina dan Indonesia.
“Di Ukraina ini, Pemerintah RI diberikan konsesi tanah seluas 5.000 meter persegi untuk membangun paviliun Rumah Indonesia, dan nanti Presiden yang meresmikan. Sebelum diresmikan, kita sudah diajak melihat-lihat dulu oleh Duta Besar disana,” ujar Rahmat.
Pria yang akrab disapa Pepen ini menjelaskan, dalam izin yang dia terima, dia diperbolehkan menggunakan anggaran dari APBD Kota Bekasi, menggunakan uang negara. Kendati demikian, dia mengakuk tidak melakukan hal itu.
“Tapi saya tahu kalau saya berangkat pakai uang negara, makan akan bertambah interpretasinya. Makanya lebih baik saya bayar sendiri, saya berangkat, atas ijin negara,” tegasnya.
Dengan langkah yang dia lakukan, Pepen mengklaim telah mengurangi beban biaya yang harus dikeluarkan negara.
“Berarti saya sudah mengurangi beban negara dong, dan hasilnya insyaallah akan saya realosasikan demi melakukan penataan kota yang lebih baik di Kota Bekasi,” akunya. (adv)