Scroll untuk baca artikel
HeadlineKultural

Sejarah Kelahiran Nabi Muhammad SAW: Dari Tahun Gajah Hingga Khatamul Anbiya

×

Sejarah Kelahiran Nabi Muhammad SAW: Dari Tahun Gajah Hingga Khatamul Anbiya

Sebarkan artikel ini
Situs Tempat Kelahiran Nabi Muhammad SAW, Mekkah, Arab Saudi.
Situs Tempat Kelahiran Nabi Muhammad SAW, Mekkah, Arab Saudi. Foto: Wikipedia

Suarapena.com, BEKASI – Nabi Muhammad SAW adalah nabi terakhir dan utusan Allah SWT yang menjadi penutup dari para nabi. Beliau juga merupakan pemimpin umat Islam yang membawa ajaran Al Quran sebagai pedoman hidup. Namun, tahukah Anda bagaimana kisah kelahiran Nabi Muhammad SAW yang penuh dengan keajaiban dan kemuliaan?

Nabi Muhammad SAW lahir di Makkah pada hari Senin, 12 Rabiul Awal tahun Gajah atau 570 Masehi, sebagaimana disabdakan oleh beliau sendiri. Tahun Gajah adalah tahun yang menandai peristiwa penyerangan Ka’bah oleh pasukan gajah yang dipimpin oleh Abrahah, raja vasal Ethiopia di Yaman.

Advertisement
Scroll ke bawah untuk lihat konten

Namun, Allah SWT melindungi Ka’bah dengan mengirimkan burung ababil yang melemparkan batu ke arah pasukan gajah, sehingga mereka mundur dan gagal merobohkan Ka’bah. Peristiwa ini juga diabadikan dalam surah Al Fiil dalam Al Quran.

Nabi Muhammad SAW terlahir sebagai anak yatim, karena ayahnya, Abdullah bin Abdul Muthalib, meninggal dunia ketika ibunya, Aminah binti Wahab, sedang mengandung beliau.

Abdullah adalah seorang saudagar yang sering bepergian ke Negeri Syam, dan merupakan anak dari pemimpin suku Quraisy yang sangat dihormati. Aminah adalah seorang wanita mulia dari Bani Zuhrah, salah satu klan terpandang di kalangan suku Quraisy.

Berita Terkait:  Pangestu Calligraphy: Layanan Kaligrafi Unggulan di Kota Tangerang

Ketika Nabi Muhammad SAW lahir, kakeknya, Abdul Muthalib, sangat gembira dan membawa bayi itu ke Ka’bah untuk berdoa dan bersyukur kepada Allah SWT. Abdul Muthalib memberi nama bayi itu Muhammad, yang berarti orang yang terus-menerus terpuji.

Nama ini menimbulkan pertanyaan di kalangan kaum Arab Makkah, karena tidak sesuai dengan tradisi mereka yang biasanya memberi nama berdasarkan nama-nama nenek moyang mereka. Namun, Abdul Muthalib menjawab bahwa ia menginginkan anaknya menjadi orang yang terpuji bagi Tuhan di langit dan bagi makhluk-Nya di bumi.

Berita Terkait:  Perbandingan Merayakan Tahun Baru Hijriyah dan Tahun Baru Masehi, Bagaimana Pandangan Islam?

Harapan Abdul Muthalib terkabul, karena Nabi Muhammad SAW tumbuh menjadi sosok yang sangat berpengaruh, berbudi pekerti luhur, dan dijuluki Al Amin (orang terpercaya) oleh masyarakat Makkah.

Pada usia 40 tahun, beliau menerima wahyu pertama dari Allah SWT melalui malaikat Jibril di Gua Hira. Sejak saat itu, beliau menjadi rasul Allah SWT yang menyampaikan risalah Islam kepada umat manusia. Beliau juga dikenal sebagai Khatamul Anbiya (penutup para nabi), karena tidak ada nabi lagi setelah beliau. (*)