Filosofi
Begitu pula Tan Malaka dengan filosofinya. Lewat perjalanan dan pergerakan perjuangan yang ia tularkan, terutama menuju Republik dan keutuhan Negara Indonesia, memanglah sebuah usaha keras dan pemikiran jitu. Begitu pula bagi diri para tokoh yang terlibat di dalamnya. Naar de Republiek (1925) dan Massa Actie (1926) adalah acuan pergerakan yang dia telorkan dan ini dilakukan pada zaman perjuangan dan kemerdekaan. Dengan begitu Tan Malaka memang menjadi sentral kekuatan pemikiran dengan konsepnya yang amat matang.
Sebagai motor penggerak sejarah tentu saja Tan Malaka memiliki kekuatan dasar pemikiran yang rasional dan lebih dari pada perjuangan kelas. Hal ini tertuang jelas dalam paparan bukunya yang spektakuler ‘Madilog’. Dalam pandangan Tan Malaka, rakyat Indonesia asli percaya pada kekuatan yang melekat pada barang-barang material dan spiritual. Mereka belajar menilai secara realistis, baik kekuatan dari alam maupun kekuatan dari diri mereka sendiri.
Tan Malaka menganggap misi hidupnya tak lain adalah menyalakan revolusi. Kenyataan yang dikandung oleh misinya tersebut dapat terlihat secara jelas dalam buku-buku yang dia tulis semenjak tahun 1923, baik tentang Kuli Kontrak dan lainnya. Begitu pula dengan Naar de Republiek (1925) dan Massa Actie (1926), yang keduanya merupakan perjuangan tokoh aktivis pergerakan dan tak terkecuali Soekarno. Tan Malaka adalah tokoh yang mashyur dan pahlawan nasional yang sempat terlupakan bertahun-tahun.