Oleh Irman Syah
*Penyair dan Budayawan
TULISAN ini sengaja dihadirkan ke hadapan pembaca karena memang pada bulan-bulan terakhir ini banyak sekali peringatan yang terjadi dan membuat bangsa Indonesia mesti menoleh ke belakang, agar dapat menyiapkan pijakan pasti serta ideal bagi bangsa dan negeri ini. Apalagi dengan mem-bahnya aliran komunikasi yang terbuka dan tak bersaringan di segala bidang. Hal semacam ini sangat membutuhkan kesadaran, kecerdasan, dan kedewasaan pikiran.
Salah satunya adalah tokoh dan catatan yang berhubungan dengan seorang yang misterius dalam pergerakan perjuangan negeri ini. Kekuatan pemikiran dan perjalanan hidupnya yang sangat fenomenal dan itu pun tertuang dalam tulisan-tulisannya yang akurat melalui buku-buku yang ia tinggalkan. Ketokohan dia pun merupakan pro-kontra pula di negeri sibuk ini dan pada akhirnya selalu muncul menjadi bahan yang tak habis-habisnya dibicarakan dalam bentuk apa pun yang kemudian mesti diwujudkan.
Dengan membicarakannya, banyak hal yang terbuka dan kemudian menguak ragam dan kemungkinan. Sutan Ibrahim namanya, bergelar Datuk Tan Malaka. Dari Gelarnya inilah penamaan ketokohannya disebut orang, yakni Tan Malaka. Filosofi hidup yang dimilikinya tentu saja tak lain adalah filosofi Minangkabau, yaitu “Alam Terkembang jadi Guru”. Misi revolusi adalah merupakan sebuah cita-cita yang ia miliki. Kalau di Jerman, kita bisa menemukan tokoh yang sama seperti dia, yakni Nietzsche. Dia muncul dengan ke-eksistensialis-an filosofinya.