Suarapena.com, BANDUNG – Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung terus berupaya mengendalikan inflasi dengan memperkuat ketahanan pangan dan neraca bahan pangan Kota Bandung.
Untuk itu, Bagian Perekonomian Setda Kota Bandung mengadakan kegiatan High Level Meeting Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Kota Bandung dengan tema “Memperkuat Ketahanan Pangan untuk Menjaga Stabilitas Inflasi dan Makro Ekonomi di Kota Bandung” di Balai Kota Bandung, Rabu (6/12/2023).
Diketahui, Laju Pertumbuhan Ekonomi Kota bandung tahun 2023 sesuai target RPD tahun 2023 sebesar 5,70%. Sedangkan inflasi Kota Bandung 2,36% (YoY) lebih rendah dari Provinsi Jawa Barat 2,85% dan nasional 2,86%.
Meskipun demikian, Sekretaris Daerah Kota Bandung, Ema Sumarna mendorong agar kawasan seperti Sein Farm yang dikelola oleh Pemkot Bandung bisa dimanfaatkan menjadi lahan Buruan Sae yang lebih luas.
Hal itu ia sampaikan, karena pengembangan kebutuhan pangan bisa dimanfaatkan oleh masyarakat dengan lahan yang ada.
“Kita coba mendorong lahan yang berada di Cibiru itu Sein Farm, ada juga lahan sawah abadi untuk dikembangkan kebutuhan sayuran hingga peternakan. Tinggal buat proposal yang komperhensif, sehingga Kota Bandung bisa menyuplai,” katanya.
Ia menyatakan, program Buruan Sae mendapatkan dukungan tambahan anggaran dari APBD murni 2024 sebesar Rp2 miliar. Hal itu untuk menopang Buruan Sae lebih masif.
“Ini bisa menopang untuk mendukung pengembangan Buruan Sae yang saat ini berjumlah 375 di RW,” katanya.
Ia percaya dengan Buruan Sae, masyarakat bisa memanfaatkan lahan untuk menanam jenis sayuran yang bisa dikonsumsi untuk kebutuhan sehari-hari.
“Warga sudah mulai berkegiatan secara mandiri. Mulai dari menanam tomat, cengek bahkan di Bandung Kidul itu budi daya anggur,” katanya.
Sebagai strategi, lanjut Ema terdapat 4K yaitu Keterjangkauan harga, Ketersediaan pasokan, Kelancaran distribusi dan Komunikasi efektif.
“Untuk itu dalam menghadapi situasi dan kondisi ke depan agar TPID Kota Bandung lebih mengoptimalkan strategi 4K tersebut dengan melakukan inovasi kegiatan sehingga inflasi dapat terkendali sesuai target yang telah ditentukan,” jelasnya.
Ema menyebutkan, yang harus dihadapi dalam pengendalian inflasi khususnya komoditas pangan penyumbang inflasi dimana situasi dan kondisi baik global, nasional maupun regional akan berpengaruh.
Di antaranya belum kondusifnya situasi seperti perang Ukraina-Rusia ditambah perang Israel-Palestina serta masih adanya El Nino di beberapa daerah produsen bahan pangan yang akan menimbulkan dampak seperti kekeringan, kebakaran dan kekurangan air bersih.
“Karena Kota Bandung sebagai kota konsumsi yang tergantung terhadap pasokan dari luar daerah. Dalam pengendalian inflasi agar berpedoman pada kegiatan strategi 4K,” katanya. (sng/pr)