SUARAPENA.COM – Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pajak (Kanwil DJP) Jawa Barat II dan Seluruh Kantor Pajak (KPP dan KP2KP) di Wilayah Kanwil DJP Jawa Barat II melakukan kegiatan Pajak Bertutur di sekolah dan perguruan tinggi yang berada di Wilayah Kerja Kanwil DJP Jawa Barat II dengan jumlah 39 Sekolah Dasar, Menengah Pertama dan Atas serta 2 Perguruan Tinggi, serta dikuti oleh 4.339 peserta (3.839 siswa dan 500 mahasiswa).
Kegiatan Pajak Bertutur ini dilakukan karena melihat struktur APBN yang ditopang oleh 76 % penerimaan Pajak, Penerimaan Pajak yang cukup memperihatinkan selama tujuh tahun terakhir yang belum pernah tercapai 100%.
Tingkat kepatuhan perpajakan (formal dan material) masih rendah, masih banyaknya potensi ekonomi nasional yang belum tergali, dan masyarakat yang masih memandang DJP sebagai instansi yang kurang dipercaya.
Oleh karena hal tersebut Ditjen Pajak merasakan perlu untuk meningkatkan kesadaran pentingnya Pajak bagi masyarakat dan Negara mulai dari usia dini melalui jalur pendidikan. Pajak bertutur menjadi dalah satu bentuk cara untuk meningkatkan kesadaran itu yakni melalui kerjasama dengan Mendikbud dan Menrisetdikti.
“Kerjasama pajak bertutur ini dalam bentuk memberikan edukasi nilai-nilai kesadaran pajak kepada generasi muda melalui pendidikan, program ini disebut dengan Edukasi Kesadaran Pajak dalam Sistim Pendidikan Nasional,” jelas Adi, sapaan akrabnya.
Untuk meningkatkan kesadaran dunia pendidikan terhadap program edukasi kesadaran pajak yang dijalankan oleh Direktorat Jenderal Pajak, lanjutnya, diperlukan juga upaya kampanye yang dilakukan secara terstruktur, terarah dan terpadu.
Salah satu kegiatan yang dilakukan adalah Pajak Bertutur, yaitu melaksanakan kegiatan mengajar yang dilakukan oleh seluruh unit kerja Ditjen Pajak di seluruh Indonesia secara serempak kepada sekolah tingkat dasar (SD), tingkat menengah (SMP), tingkat atas (SMA) dan tingkat perguruan tinggi.
“Diharapkan acara pajak bertutur dapat menjadi momen pembuka bagi terlaksananya program edukasi kesadaran pajak dalam pendidikan secara berkesinambungan, sehingga cita-cita masyarakat sadar akan pentingnya pajak dapat terwujud dimulai dari dunia pendidikan dan berstimulasi dalam lingkungan masyarakat secara luas,” tutup Adi. (sng)
