SUARAPENA.COM – Menurunnya partisipasi pemilih dalam perhelatan pemilihan kepala daerah menimbulkan kritikan keras dari Pembina Yayasan STMIK Mitra Karya (Mikar) Suroyo. Menurutnya, menurunnya partisipasi pemilih dalam pemilihan kepala daerah menjadi bukti tidak maksimalnya kinerja KPUD Kota Bekasi.
“Ini kan menunjukkan bagaimana tidak legitimate-nya KPUD, mundur saja Pak Ucu kalau memang tidak bisa bekerja maksimal,” kritiknya kepada Ketua KPUD Kota Bekasi Ucu Asmara Sandi dalam acara diskusi publik jelang Pilkada 2018 di Graha Hartika, Bekasi Selatan, Kota Bekasi, Jawa Barat, Jumat (11/8/2017).
Kata dia, jika sosialisasi yang dilakukan oleh KPUD Kota Bekasi berjalan dengan baik, maka tingkat partisipasi pemilih dalam pelaksanaan pemilihan kepala daerah bisa ditingkatkan. Sehingga, dengan tingkat partisipasi pemilih yang tidak mencapai 50 persen, maka menjadi bentuk gagalnya kepemimpinan Ucu Asmara Sandi dalam memimpin KPUD Kota Bekasi.
Sementara itu, Ucu memberikan jawaban bagaimana pihaknya telah melakukan kerja maksimal dalam mensosialisaiskan pemilihan kepala daerah kepada masyarakat. Sesuai dengan aturan yang ada, kata dia, tingkat partisipasi juga tidak menjadi dasar legitimate.
“Tidak ada dalam aturannya itu tidak legitimate, di Medan saja tingkat partisipasi malah hanya mencapai 27 persen,” katanya.
Tahapan sosialisasi, lanjutnya juga dilakukan KPUD Kota Bekasi untuk menjaring pemilih menggunakan haknya. Kendati demikian, tidak ada paksaan bagi seorang pemilih menggunakan haknya memilih kepala daerah pada tempat pemungutan suara (TPS).
“Kita lakukan sosialisasi sudah, lalu menyiapkan TPS. Kalau ada pemilih datang tetapi TPS tidak ada, baru itu kesalahan kita. Dan lagi tidak ada sanksi kalau ada pemilih yang tidak mau ikut memilih,” tukasnya. (sng)