SUARAPENA.COM – Pengamat Politik dan Peneliti dari Indo Survey & Strategy, Herman Dirgantara menilai pesan presiden Joko Widodo (Jokowi) saat menghadiri pembukaan Kongres XX GMNI perlu dicermati.
Menurutnya, banyak makna mendalam yang tersirat dalam pesan yang disampaikan di hadapan peserta kongres Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI).
“Ini menarik, lagi-lagi Presiden berkomunikasi dengan bahasa yang lugas dan pesannya kuat. Misalnya pengawalan terhadap kebinekaan dan Pancasila. Apalagi ini terhadap mahasiswa, yang dikenal kritis.” kata Herman, ketika dihubungi di Jakarta, Kamis (16/11/2017).
Dia menilai, sudah sepantasnya Jokowi membangun komunikasi yang baik, tidak hanya pada akar rumput, tetapi juga di kalangan mahasiswa.
“Komunikasi seorang Presiden dengan mahasiswa tentu akan berbeda dibanding dengan ‘grassroot‘. Perlu pesan yang lebih konseptual, menggugah dan merefleksikan kesadaran politik. Saya kira, muatan pidato Presiden ini perlu kita cermati” kata Herman.
Sebelumnya, Jokowi menghadiri pembukaan Kongres XX GMNI, Rabu (15/11/2017) di Graha Gubernuran, Manado, Sulawesi Utara. Dalam kesempatan tersebut, Jokowi mengapresiasi komitmen GMNI untuk menegakkan nasionalisme dan Pancasila.
Dalam pidatonya, Jokowi menegaskan, bahwa nasionalisme jadi faktor pengikat dirinya dengan GMNI.
“Nasionalisme, itulah yang mengikat saya dengan GMNI,” kata Jokowi di acara Kongres XX GMNI.
“Saya sampaikan Indonesia itu negara besar. Kita harus menyadarkan semua, negara kita ini negara besar,” kata Jokowi
“Indonesia memiliki 250 juta penduduk, 714 suku, dan 1100 bahasa daerah. Kita Memiliki keanekaragaman budaya adat istiadat bangsa Indonesia,” kata dia.
Jokowi juga menyinggung bagaimana dirinya berkomitmen membangun infrastruktur, dengan tujuan menyatukan negara Indonesia. (sng)