SUARAPENA.COM – Menggelar bincang kebangsaan, Komunitas Juang Sukarno-Way YBK (Yayasan Bung Karno) mengajak masyarakat agar setia dan komitmen terhadap Pancasila. Ajakan setia kepada Panasila ini disampaikan dalam Bincang Kebangsaan dengan tema “Menuju Indonesia yang dicita-citakan, Setia dan Komitmen terhadap Pancasila” di Gedung Pola, Jakarta, Kamis (7/9/2017).
Dr. Anas Saidi (Deputi Unit Kerja Presiden, Pembinaan Ideologi Pancasila/UKP-PIP) dalam diskusi itu mengatakan saatnya Pancasila diamalkan secara konsisten oleh generasi muda.
“Pancasila harus diamalkan secara konsisten kepada generasi muda, termasuk generasi millenial. Yakni melalui gerakan radikalisasi Pancasila,” ujarnya.
Hal senada juga diungkapkan oleh Dr Timbul Hamonangan Simanjuntak (pakar dan pengamat ekonomi dari Universitas Maranatha Bandung). Dia menilai, dalam hal pembangunan ekonomi saat ini perlu dikembalikan pada konsep ekonomi berdikari.
“Ketika bicara ekonomi dalam perspektif Pancasila, kita perlu kembali ke ekonomi berdikari (berdiri di atas kaki sendiri). Dan ekonomi berdikari itu adalah mahkotanya proklamasi,” ujar pria yang biasa disapa Monang itu.
Menurut Monang, bahwa selama ini ekonomi kita mengesampingkan tanggung jawab dalam sumber dan penggunaan anggaran.
“Kita butuh pelompatan ekonomi, syaratnya tentu infrastruktur dan itu butuh anggaran besar. Menjadi masalah dalam hal anggaran, kita kurang bertanggung jawab dalam sumber dan penggunaan anggaran”, tegasnya.
Sementara itu pengamat ekonomi dari Universitas Negeri Malang Dr Imam Mukhlis menambahkan, bahwa dalam konsep pembangunan ekonomi, rakyat harus dijadikan subjek pembangunan.
“Saatnya menjadikan rakyat sebagai subjek pembangunan ekonomi. Dan sebagai subjek, rakyat mesti dibetikan porsi yang besar dalam mendesain pembangunan,” tukasnya.
Dalam paparannya, Sejarawan Senior Indonesia Dr Rushdy Husein lebih mencermati Pancasila dalam perspektif sejarah. Dia berujar bahwa tidak dapat dilepaskan Pancasila dari sejarah yang melahirkannya.
“Jangan sekali-kali meninggalkan sejarah, itu pesan Bung Karno. Karena tidak mungkin melepaskan Pancasila dari sejarah yang melahirkannya,” katanya. (sng)