Scroll untuk baca artikel
PemerintahanSuara Jabar

Isu Hoaks Meningkat Jelang Pemilu 2024, Masyarakat Harus Bijak

×

Isu Hoaks Meningkat Jelang Pemilu 2024, Masyarakat Harus Bijak

Sebarkan artikel ini

Suarapena.com, BANDUNG – Dalam rangkaian kegiatan “Demi Indonesia Cerdas Memilih”, Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo), Budi Arie Setiadi mengungkapkan, isu hoaks semakin marak menjelang pemilu 2024.

“Isu hoaks di tahun 2018-2019 mencapai 714. Ada penurunan di tahun-tahun selanjutnya. Namun, menjelang pemilu 2024 isu hoaks kembali meningkat menjadi 204 sejak Januari 2023- Januari 2024,” kata Budi, Kamis 18 Januari 2024 di Hotel Savoy Homann.

Advertisement
Scroll ke bawah untuk lihat konten

Ia menuturkan, kekacauan informasi adalah tantangan di era digital. Sebanyak 62 persen pengguna internet pernah menemukan kekacauan informasi di media sosial. 87 persen di antaranya yakin disinformasi berpengaruh pada politik di negaranya.

“Isu hoaks memang bertambah, tapi kami dari Kominfo langsung mengantisipasi dengan take down info-info yang tidak valid. Sampai sekarang kami masih tindak sesuai kewenangan, tapi kalau ada konsekuensi hukum, itu aparat hukum yang mengeksekusinya,” tuturnya.

Berita Terkait:  Monumen Perjuangan Rakyat Jawa Barat: Hadiah Akhir Tahun untuk Warga Bandung

Oleh karena itu, ia mengimbau kepada masyarakat terutama kaum muda agar bisa bijak dalam menyaring informasi dan memilih calon pemimpinnya. Sebab, 56 persen pemilih pemilu di Indonesia adalah anak muda.

“Pemilu 2024 diharapkan bisa menghadirkan pemilu yang damai berkualitas, sehat, dan meningkatkan kualitas demokrasi Indonesia. Kita harus optimis dengan keadaan. Saat ini suasana demokrasi kita menurut saya sudah lebih kondusif dibanding sebelumnya,” paparnya.

“Silakan memilih yang bijak, bijak dalam bersuara terutama jempolnya. Jempol harus dijaga di dunia maya, sehingga tidak menyebarkan hoaks sebelum membaca. Saring sebelum sharing,” sambung Budi.

Sementara itu, Pj Wali Kota Bandung, Bambang Tirtoyuliono menyatakan, kondusif bukan hanya mengacu pada ketertiban fisik, tapi juga ketentraman batin, kesejahteraan bersama, dan sikap saling menghormati.

Berita Terkait:  Polisi Tangkap Terduga Penyebar Hoax Jaksa Terima Suap Sidang Habib Rizieq

“Mari kita tinjau bersama tentang partisipasi masyarakat dalam proses demokrasi. Kota Bandung mengalami peningkatan positif dalam tingkat kesadaran politik warga Bandung. Namun, tantangan yang harus dihadapi adalah meningkatnya partisipasi nyata dalam memberikan suara di hari pemilihan,” terang Bambang.

Mengenai santun dan toleransi, menurutnya, warga Kota Bandung telah menunjukkan sikap saling menghormati satu sama lain. Namun, dalam menghadapi perbedaan pendapat, masih ada ruang untuk meningkatkan dialog konstruktif dan pemahaman bersama.

“Tertib merupakan fondasi keberhasilan. Oleh karena itu, semua pihak harus berkomitmen untuk mentaati peraturan dan norma-norma yang berlaku,” tambahnya.

Menanggapi hal itu, salah satu peserta dalam acara tersebut, Dwi yang merupakan mahasiswa Sekolah Tinggi Hukum Bandung (STHB) berharap pemilu 2024 bisa berjalan dengan lancar, aman, dan damai.

Berita Terkait:  Pembukaan Exit Tol KM 149 dan 151 Disebut Jadi Solusi Kemacetan Gedebage

Terlebih sebagai generasi muda, ia mengakui jika masih banyak teman-temannya yang kerap terlibat percekcokan kecil karena berbeda pilihan.

“Jadi mau siapapun capres pilihannya, kita sebagai warga negara harus tetap rukun lagi demi bangsa Indonesia. Pilihan beda itu wajar, tapi tetap harus disikapi dengan bijak,” ujar Dwi.

Sedangkan Mahasiswa Universitas Pendidikan Indonesia (UPI), Sheany mengungkapkan, jika dirinya sampai saat ini masih belum tahu akan memilih siapa. Namun, ia tetap mencari tahu latar belakang serta visi misi dari calon pemimpin yang akan dipilihnya pada 14 Februari mendatang.

“Masih ragu, tapi tetap cari tahu suaya tidak salah pilih. Sebab kita juga harus tahu siapa saja yang berkoalisi dengan calon tersebut. Itu juga akan menentukan kebijakan di masa depan,” ucap Sheany. (din/sng)