Suarapena.com, JAKARTA – Poengky Indarti, perwakilan masyarakat di Komisi Kepolisian Nasional (Kompolnas), menyerukan kepada Polri untuk meningkatkan komunikasi dengan masyarakat yang datang untuk mengadu atau melapor, dengan tujuan untuk membangun lebih banyak kepercayaan publik.
Dia mencatat bahwa masih ada 16,8 persen responden yang lebih memilih untuk membuat pengaduan viral melalui media sosial. Hal ini menurutnya harus menjadi fokus utama Polri untuk mempercepat pelayanan dan memperbaiki komunikasi dengan para pengadu.
Poengky mengungkapkan bahwa Kompolnas telah menemukan bahwa kadang-kadang muncul ketidakpercayaan dari masyarakat karena komunikasi yang kurang efektif antara pengadu dan penyidik. Hal ini membuat pengadu merasa diabaikan dan merasa sia-sia melapor ke polisi.
Dia menegaskan bahwa dengan komunikasi yang baik dan administrasi penyidikan yang tertib, kepercayaan masyarakat pasti akan meningkat.
Kompolnas merespon positif hasil survei Litbang Kompas yang menunjukkan bahwa 87,8 persen masyarakat puas dengan kinerja Polri. Menurut Poengky, ini adalah prestasi terbaik yang diraih Polri dalam meningkatkan kepuasan publik.
Dia berharap hasil survei ini tidak membuat anggota Polri menjadi sombong, tetapi terus termotivasi untuk memberikan pelayanan terbaik kepada masyarakat.
Survei kepuasan publik atas kinerja Polri ini terkait dengan keamanan dan ketertiban masyarakat (kamtibmas) dengan nilai tertinggi 89 persen responden puas dengan upaya Polri dalam menjaga kamtibmas.
Poengky menambahkan, dengan kamtibmas yang membaik, rasa aman masyarakat meningkat, yang memungkinkan masyarakat dapat bekerja dengan baik dan berdampak pada peningkatan kesejahteraan masyarakat.
Dia menekankan bahwa tindakan preventif dan preemtif untuk menjaga harkamtibmas harus terus dilakukan oleh seluruh anggota Polri untuk mencegah kejahatan.
Pengaduan masyarakat juga cukup baik terlayani melalui sistem Dumas Presisi, yang terkoneksi antara pengawas internal Polri dan pengawas eksternal Polri serta seluruh satuan wilayah (satwil), sehingga pengaduan masyarakat dapat dengan cepat direspon dan ditindaklanjuti.
Poengky menunjukkan bahwa pengawasan internal Polri berjalan cukup baik dengan adanya sistem pengawasan Dumas Presisi dan pengawasan kinerja melalui Posko Polri Presisi.
Dia menekankan bahwa kemajuan teknologi informasi harus menjadi dorongan bagi Polri untuk meningkatkan prestasi dan kecepatan pelayanan kepada masyarakat.
Untuk menjaga agar tidak ada lagi tindakan anggota yang dapat merusak nama baik institusi Polri, diperlukan pengawasan atasan yang melekat, serta pengawasan internal dan eksternal yang proaktif.
“Reward and punishment harus benar-benar dilaksanakan dengan tegas,” katanya.
Poengky menambahkan, modernisasi anggota Polri di lapangan, khususnya penegakan hukum, harus segera dilakukan, antara lain dengan melengkapi anggota dengan body camera dan dashboard camera, serta terus memastikan anggota melaksanakan tugas dengan menghormati hak asasi manusia.
“Modernisasi tersebut juga mencegah anggota melakukan tindakan-tindakan transaksional yang berdampak pada penurunan kepercayaan masyarakat kepada Polri,” kata Poengky. (sng/ant)