Suarapena.com, KAIRO – Pada Sabtu (1/2/2025), Mesir, Yordania, Arab Saudi, Qatar, Uni Emirat Arab (UEA), Otoritas Palestina, dan Liga Arab mengeluarkan pernyataan bersama yang menegaskan penolakan mereka terhadap upaya apapun untuk merelokasi warga Palestina dari Jalur Gaza dan Tepi Barat yang diduduki.
Pernyataan tersebut disampaikan setelah pertemuan penting yang diadakan di Kairo, ibu kota Mesir, yang dihadiri oleh diplomat-diplomat tinggi dari negara-negara tersebut serta pejabat-pejabat senior dari Otoritas Palestina dan Liga Arab.
Pertemuan ini menjadi sorotan setelah Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, mengusulkan rencana kontroversial pada 25 Januari untuk merelokasi warga Palestina dari Gaza ke Mesir dan Yordania, yang langsung ditolak tegas oleh kedua negara tersebut.
Dalam pernyataan mereka, negara-negara tersebut menegaskan komitmen untuk terus bekerja sama dengan pemerintah AS guna mencapai perdamaian yang adil dan komprehensif di Timur Tengah, berdasarkan solusi dua negara.
Selain itu, mereka juga menegaskan dukungan penuh terhadap hak-hak sah warga Palestina, menolak segala bentuk upaya penggusuran atau pemindahan paksa yang dapat memindahkan mereka dari tanah mereka dalam kondisi apapun.
Mereka juga mendesak komunitas internasional untuk melakukan upaya bersama dalam merekonstruksi Gaza dan meningkatkan kualitas hidup warga Palestina, serta menangani masalah pengungsi internal.
Pernyataan ini disusul dengan aksi solidaritas ribuan warga Palestina yang berkumpul di perlintasan Rafah pada 31 Januari lalu untuk menyuarakan penolakan mereka terhadap rencana relokasi tersebut.
Mereka menegaskan bahwa setiap upaya yang mengancam hak-hak mereka untuk tetap tinggal di tanah leluhur mereka tidak akan pernah dapat diterima.
Sebelumnya, Presiden Mesir, Abdel Fattah al-Sisi, menegaskan pada Rabu (29/1/2025) bahwa negaranya tidak akan pernah terlibat dalam pemindahan paksa warga Palestina. Menurutnya, hal tersebut adalah ketidakadilan yang tak dapat diterima.
Sisi mengatakan, posisi Mesir terhadap Palestina adalah prinsip yang tidak bisa ditawar, dan negara ini berkomitmen penuh terhadap solusi dua negara yang adil.
“Prinsip historis Mesir terhadap Palestina tidak bisa dinegosiasikan,” ujar Sisi, menambahkan bahwa negara ini akan terus bekerja sama dengan dunia internasional, termasuk dengan Presiden AS Donald Trump, untuk mencari penyelesaian damai.
Sisi juga menegaskan bahwa keamanan nasional Mesir adalah prioritas yang tidak bisa dikompromikan, meskipun Mesir tetap mendukung perjuangan Palestina.
Pernyataan ini mencuat setelah usulan kontroversial Trump yang menyerukan agar Gaza “dibersihkan” dan warga Palestina dipindahkan ke Mesir dan Yordania.
Trump menyebut wilayah Gaza sebagai “lokasi penghancuran” akibat perang genosida yang terus berlanjut. Namun, baik Mesir maupun Yordania dengan tegas menolak rencana pemindahan paksa tersebut, berkomitmen untuk melindungi hak-hak Palestina di tanah mereka sendiri.
Sebagaimana diketahui, usulan ini muncul di tengah gencatan senjata yang mulai berlaku di Gaza pada 19 Januari, setelah serangan brutal Israel yang telah menewaskan lebih dari 47.400 warga Palestina, mayoritas perempuan dan anak-anak, serta melukai lebih dari 111.000 orang sejak 7 Oktober 2023. (sp/at)