Suarapena.com, WASHINGTON – Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, menyatakan keraguan mengenai keberlanjutan gencatan senjata di Jalur Gaza. Hal ini ia ungkapkan sehari sebelum menjamu Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, dalam kunjungan resmi pertama pemimpin negara asing ke Gedung Putih sejak Trump menjabat.
“Saya telah menyaksikan penderitaan yang luar biasa. Tidak ada yang pernah melihat hal seperti ini. Saya tidak bisa memberikan jaminan bahwa perdamaian akan tercapai,” ujar Trump.
Kunjungan Netanyahu ke Washington, yang dijadwalkan pada hari ini Selasa, 4 Februari 2025 menjadi momen penting dalam upaya perdamaian di Gaza. Media Israel melaporkan bahwa Netanyahu menunda pengiriman tim perunding ke Qatar untuk membahas perjanjian gencatan senjata lebih lanjut hingga bertemu dengan Trump.
Perjanjian gencatan senjata yang sedang berjalan memiliki dua fase. Fase pertama mencakup gencatan senjata selama enam pekan yang melibatkan pembebasan tahanan dan penarikan pasukan Israel dari wilayah padat penduduk di Gaza.
Fase kedua yang lebih luas akan berfokus pada pembebasan sandera lebih lanjut dan penarikan pasukan Israel dari Gaza secara permanen.
Ketika ditanya tentang kemungkinan dukungan AS untuk aneksasi Israel atas Tepi Barat yang diduduki, Trump memberikan jawaban yang hati-hati. Ia mengatakan sedang mempertimbangkan usulan tersebut, namun tidak akan membahasnya lebih lanjut.
“Negara ini memang kecil, tetapi luar biasa bagaimana mereka bisa mencapai begitu banyak dengan sumber daya terbatas,” kata Trump. (sp/at)