SUARAPENA.COM – Guna meningkatkan kesadaran masyarakat khususnya generasi muda akan pentingnya kesehatan, dan menjadi peserta Jaminan Kesehatan Nasional-Kartu Indonesia Sehat (JKN-KIS), BPJS Kesehatan helat kegiatan “BPJS Kesehatan Goes to Campus”.
Direktur Perluasan dan Pelayanan Peserta Andayani Budi Lestari dalam acara Konferensi Pers bertema BPJS Kesehatan Goes to Campus yang diselenggarakan di Kantor Pusat BPJS Kesehatan, Jakarta, Selasa (19/9/2017) mengungkapkan, kegiatan BPJS Kesehatan Goes to Campus diselenggarakan bertahap di 9 perguruan tinggi di seluruh Indonesia.
“Kesembilan perguruan tinggi tersebut adalah Universitas Indonesia, Universitas Padjajaran, Institut Pertanian Bogor, Institut Teknologi Bandung, Universitas Airlangga, Universitas Sriwijaya, Universitas Sumatera Utara, Universitas Diponegoro, dan Universitas Sebelas Maret,” ungkapnya.
Menurutnya, kegiatan BPJS Kesehatan Goes to Campus diberikan kepada mahasiswa lantaran usia remaja menjadi masa yang paling rentan dan berisiko besar terhadap lingkungan.
Faktanya, kata Andayani, penyakit katastropik seperti stroke, gagal ginjal, penyakit jantung, hipertensi, dan sebagainya, tidak hanya terjadi pada orang dewasa, tetapi juga pada anak-anak dan remaja. Hal ini terjadi akibat kurang olahraga dan pola makan tidak sehat yang menyebabkan obesitas.
“Oleh karena itu, promosi pola hidup sehat kepada generasi muda harus dilakukan sejak dini, sehingga diharapkan generasi muda dapat terhindar dari risiko penyakit katastropik,” jelasnya.
Dia merinci untuk total biaya penyakit katastropik pada rentang waktu 2014 – 2016 mencapai Rp36,3 triliun atau 28% dari total biaya pelayanan kesehatan rujukan. Peringkat biaya teratas diduduki oleh hipertensi dengan jumlah biaya Rp12,1 triliun, disusul dengan diabetes mellitus sebesar Rp9,2 triliun, penyakit jantung koroner sebesar Rp7,9 triliun, dan gagal ginjal kronis sebesar Rp6,8 triliun.
“Mari kita bayangkan. Jika satu orang peserta harus melakukan operasi jantung dengan biaya Rp150 juta, maka biayanya ditanggung oleh iuran 5.882 peserta kelas 3 yang sehat. Karena bersifat gotong royong itulah, setiap peserta wajib membayar iuran bulanan tepat waktu. Kalau hanya peserta yang sakit saja yang membayar iuran dan tidak membayar iuran lagi ketika sudah sehat, dari mana kita bisa membayar biaya pelayanan kesehatan peserta lainnya yang membutuhkan?” ulas Andayani.
Selain edukasi tentang pola hidup sehat sejak dini, kegiatan BPJS Kesehatan Goes to Campus tersebut juga diharapkan dapat membentuk serta meningkatkan rasa kepedulian, kerelaan membantu sesama, dan gotong royong dalam diri mahasiswa, terutama dalam hal pelaksanaan program jaminan kesehatan di Indonesia.
“Mahasiswa adalah kalangan berpendidikan yang dapat menjadi panutan dan calon pemimpin bangsa. Oleh karena itu, kami berharap ke depannya mahasiswa dapat mengedukasi masyarakat agar paham arti penting hidup sehat, serta menularkan semangat gotong royong untuk menyukseskan program JKN-KIS,” imbuhnya.
Sampai dengan Agustus 2017, BPJS Kesehatan telah menjalin kerja sama dengan 22 perguruan tinggi negeri dengan total peserta 7.799 jiwa dan 28 perguruan tinggi swasta dengan total peserta 5.195 jiwa. Kerja sama tersebut meliputi pendaftaran kolektif mahasiswa menjadi peserta JKN-KIS, serta sosialisasi kepada mahasiswa dan seluruh elemen masyarakat di lingkungan universitas yang bersangkutan. (sng)